Dolar AS Melemah Akibat Data Ekonomi Suram

Tomi Tresnady Suara.Com
Sabtu, 13 Mei 2017 | 07:04 WIB
Dolar AS Melemah Akibat Data Ekonomi Suram
Petugas penukaran menghitung mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (5/4/2017). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada Jumat (12/5/2017) atau (Sabtu pagi WIB, karena data ekonomi dari negara tersebut berada di bawah ekspektasi.

Indeks Harga Konsumen AS untuk semua konsumen perkotaan meningkat 0,2 persen pada April pada basis disesuaikan secara musiman, Departemen Tenaga Kerja mengatakan pada Jumat.

Selama 12 bulan terakhir, indeks semua item naik 2,2 persen sebelum penyesuaian secara musiman.

Indeks untuk semua item dikurangi makanan dan energi (IHK inti) meningkat 0,1 persen pada April dan 1,9 persen selama 12 bulan terakhir, gagal memenuhi konsensus pasar untuk kenaikan 2,00 persen.

Baca Juga: Potensi Transaksi Online Tahun 2020 Capai 130 Miliar Dolar AS

Sementara itu, Departemen Perdagangan mengatakan estimasi awal penjualan jasa makanan dan ritel AS untuk April 2017 mencapai 474,9 miliar dolar AS, meningkat 0,4 persen dari bulan sebelumnya, di bawah ekspektasi pasar untuk kenaikan 0,6 persen.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,36 persen menjadi 99,260 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,0920 dolar AS dari 1,0868 dolar AS, dan pound Inggris turun menjadi 1,2879 dolar AS dari 1,2886 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia meningkat menjadi 0,7391 dolar AS dari 0,7375 dolar AS.

Dolar AS dibeli 113,43 yen Jepang, lebih rendah dari 113,93 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS jatuh menjadi 1,0021 franc Swiss dari 1,0071 franc Swiss, dan naik tipis menjadi 1,3713 dolar Kanada dari 1,3690 dolar Kanada. (Antara)

Baca Juga: Penjualan Semen SCG di ASEAN Capai 413 Juta Dolar AS

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI