Potensi Transaksi Online Tahun 2020 Capai 130 Miliar Dolar AS

Adhitya Himawan Suara.Com
Jum'at, 12 Mei 2017 | 02:00 WIB
Potensi Transaksi Online Tahun 2020 Capai 130 Miliar Dolar AS
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. [Dok Panitia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Potensi usaha kecil dan menengah (UKM) saat ini jauh lebih besar dibanding 1-2 dasawarsa lalu. Semakin matangnya sistem perdagangan elektronik menjadi peluang besar bagi UKM untuk mengembangkan pasar, bukan hanya di tingkat nasional, tapi juga di tingkat global. Pelan tapi pasti, adanya era ecommerce membuat perubahan model usaha dari para UKM. Sebab, menurut penelitian dari McKinsey, 78 persen pengguna internet di Indonesia pernah melakukan pembelian produk atau jasa secara online. Artinya, paling tidak 7 dari 10 orang adalah pasar potensial yang akan memajukan industri ecommerce nasional.

Menilik potensi tersebut, tak heran jika Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebut, perkiraan potensi transaksi online Indonesia di tahun 2020 mencapai 130 miliar Dolar Amerika Serikat (AS). Tentu, pencapaian itu tak akan mudah. Untuk itulah, pemerintah juga mencanangkan terciptanya 8 juta UKM Online pada tahun 2020 mendatang. Hal ini perlu didorong, sebab saat ini masih banyak UKM yang belum cukup melek teknologi digital.

Upaya menjadikan 8 juta UKM go online inilah yang perlu diprakarsai secara bersama oleh berbagai pihak. Harus ada sinkronisasi dari berbagai pihak terkait (stakeholders) untuk mewujudkan Ekonomi Kerakyatan Digital berbasis UKM. Upaya sinkronisasi ini setidaknya harus melibatkan berbagai unsur seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi dan UKM, Badan Ekonomi Kreatif, pemerintah daerah, komunitas dan Inkubator UKM, hingga perguruan tinggi.

Baca Juga: Alibaba Ajak UKM Indonesia "Melek" Digital

Kementerian Komunikasi dan Informatika beserta stakeholders lainnya diharapkan bisa bekerja sama dalam hal menfasilitasi data UKM Lokal/Binaan, penyelenggaraan event, dukungan Infrastruktur serta dukungan Trainers & Pendamping, untuk melaksanakan program-program yang sudah dicanangkan.

“Kominfo tidak akan bekerja sendiri, namun akan menggandeng berbagai stakeholders untuk mewujudkan program 8 juta UMKM Go Online ini,” sebut Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara di Area Pameran Indonesia Ecommerce Summit & Expo, ICE BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (9/5/2017).

Upaya sinkronisasi tersebut dilakukan untuk mewujudkan Indonesia sebagai The Digital Energy of Asia. Antara lain melalui program Ekonomi Kerakyatan berbasis Online, salah satunya yaitu menciptakan 8 juta UMKM Go Online sehingga dapat mewujudkan UMKM menjadi lebih sejahtera.

Untuk mewujudkan semua itu, perlu standar pelaksanaan, kurikulum edukasi, dan panduan yang sama. Hal itu penting diselaraskan agar program ini dapat berjalan serentak dan terukur, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. “idEA akan membantu sepenuhnya dalam pencapaian program ini dengan membuat rumusan dan kurikulum standar acuan, buku panduan, pelatihan untuk trainer lokal, standar pelaksanaan, kolaborasi dengan ekosistem e-Commerce nasional, regional, dan global, dan menyelenggarakan platform edukasi online,” sebut Aulia Marinto, ketua idEA.

Dengan dukungan dan kerja sama semua stakeholder, database UKM Online akan terbentuk secara nyata dan terverifikasi. Data produsen, distributor, dan peritel UKM akan terintegrasi menjadi satu dan mudah diakses oleh para pelaku usaha. Program ini juga akan membantu koperasi, lembaga pemberdaya UKM, dan pemerintah daerah dalam membuat platform online.

Baca Juga: Tips Anti Bangkrut untuk UKM

Program UKM Go Online diharapkan bisa mewujudkan UKM yang mempunyai kemampuan bersaing di tingkat regional dan global dan bisa melakukan ekspor perdagangan online di masa depan. UKM online di Indonesia diharapkan menjadi juara yang menguasai pasar e-Commerce di tingkat nasional, regional, dan global. Jika sinkronisasi ini berhasil dilakukan, harapan Indonesia menjadi the next big ecommerce setelah China dan India, akan segera terwujud.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI