Inilah Tantangan yang Dihadapi Industri Migas di Era Baru

Adhitya Himawan Suara.Com
Kamis, 11 Mei 2017 | 05:36 WIB
Inilah Tantangan yang Dihadapi Industri Migas di Era Baru
Presiden Jokowi meninjau Kilang Minyak TPPI di Tuban, Jawa Timur, Rabu (11/10). [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Industri minyak dan gas bumi tengah menghadapi ambang era baru. Penurunan signifikan harga minyak internasional sangat menekan kinerja finansial, memaksa para operator untuk meninjau kembali kapasitas mereka sementara para investor mengkaji strategi mereka.

"Aksi dan reaksi antara kekuatan geopolitik, teknologi dan ekonomi membuat lingkungan menjadi semakin tidak menentu dan bergejolak," kata Presiden Direktur GE Oil & Gas Indonesia, Iwan Chandra di Jakarta, Selasa (9/5/2017).

Harga minyak yang kian menukik turun telah menyurutkan pendapatan yang diperoleh negara-negara penghasil minyak. Selain itu, kondisi ini juga membatasi ketersedian sumber daya yang merupakan lahan investasi di sektor energi.

Beberapa negara telah memangkas subsidi energi kepada masyarakat, sebuah langkah yang diambil untuk mempertahankan keberlangsungan anggaran negara, namun juga akan mengubah reaksi permintaan begitu harga kembali membaik.

Baca Juga: Atasi Krisis Migas, IPA Gelar PA Convex ke-41 Pekan

"Menghadapi penurunan harga dan pendapatan namun tetap dengan cara yang tidak membahayakan kinerja mendatang merupakan tantangan terkini bagi industri minyak dan gas bumi. Tetapi ini bukanlah satu-satunya tantangan," ujar Iwan.

Industri, menurut Iwan, juga harus bergumul dengan bauran aset yang kompleks, yang menyebabkan tantangan teknis, logistik dan operasional yang lebih luas. Tenaga kerja dan infrastruktur yang semakin menua memperparah resiko penurunan produktivitas yang dihadapi industri ketika produktivitas sedang butuh-butuhnya. Industri tersebut juga harus menghadapi pengawasan yang lebih ketat dan kekhawatiran atas dampak kesehatan, keselamatan dan lingkungan.

"Terakhir namun tak kalah pentingnya adalah lingkungan yang tidak menentu dan tidak stabil secara struktural membutuhkan tingkat fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi yang lebih baik," tutup Iwan.

Baca Juga: Tanpa Industri Migas, RI Kehilangan Rp300 Triliun Tiap Tahun

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI