Indonesia adalah negara besar yang memiliki 17.000 pulau. “Semuanya memerlukan pelabuhan tetapi baru sebagian kecil yang ada pelabuhannya,” kata Presiden Joko Widodo ketika meresmikan Fasilitas Pelabuhan Tapaleo, Pelabuhan Wayabula dan Pelabuhan Bicoli yang dipusatkan di Pelabuhan Laut Tapaleo, Desa Tepeleo, Kecamatan Patani Utara, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, Senin (8/5/2017).
Oleh sebab itu prioritas diberikan kepada daerah yang benar-benar memerlukan pelabuhan maupun pengembangan fasilitas pelabuhan. “Misalnya di sini, di Tapaleo. Ini sudah menjadi prioritas dan sudah tiga tahun dikerjakan. Alhamdulilah hari ini bisa selesai,” kata Presiden.
Setelah diresmikan, Presiden meminta kepada Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk meningkatkan frekuensi kapal dimana saat ini hanya dua minggu sekali kapal yang berlabuh di Tapaleo. ”Tadi juga sudah bisikkan ke menteri perhubungan agar frekunesi kapal yang datang ke Tapaleo ini lebih banyak lagi,” kata Presiden.
Baca Juga: Wika-PBM Kolaborasi Bangun Bandara di Bali Utara
Penambahan kapal dapat ditingkatkan menjadi seminggu satu kali atau bahkan menjadi satu hari satu kali. “Namanya keinginan harus seperti itu, masa sudah berpuluh-puluh tahun masih sebulan sekali atau dua minggu sekali. Harus lebih baik, lebih baik, lebih baik. Insya Allah lebih baik,” ujar Presiden.
Selain penambahan frekuensi kapal, Presiden juga meminta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk membangun Bandara di Halmahera.
“Bandara yang representatif, yang bisa turun paling tidak pesawat-pesawat tengah, tidak usah yang badan lebar. Tapi ada rutin pesawat yang harus turun,” ucap Presiden.
Presiden menyerahkan penentuan lokasi bandara kepada Menteri Perhubungan, Gubernur Maluku Utara dan para Bupati. “Saya hanya memutuskan di sini harus ada bandara lagi yang baik sama seperti bandara di Ternate,” katanya
Sehingga ke depan, apabila ingin ke Maluku Utara tidak perlu lagi mendarat di Ternate, tapi dapat juga mendarat di Halmahera. Untuk itu Presiden meminta menteri perhubungan bergerak cepat dan diperkirakan pembangunan bandara ini akan memerlukan waktu dua tahun. “Didiskusikan, tapi secepatnya agar ada mobilitas barang, mobilitas orang itu bisa segera dikerjakan,” ucap Presiden.
Mengakhiri sambutannya, Presiden meminta agar ketiga pelabuhan yang diresmikan hari ini agar dijaga dan dirawat. “Dirawat baik jangan sampai ada pungli, kalau ada dilaporkan ke saya,. Kalau ada nanti jadi beban tambahan rakyat Maluku Utara,” ujar Presiden.
Baca Juga: Kemenhub Segera Bangun Bandara Baru di Pandeglang
Dalam laporannya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa Pelabuhan Tapaleo, Pelabuhan Wayabula dan Pelabuhan Bicoli merupakan 3 pelabuhan di antara 34 pelabuhan yang ada di Maluku Utara.
Pelabuhan Tapaleo dibangun selama tiga tahun dengan output yang dihasilkan berupa pembangunan dermaga tipe finger sepanjang 56 meter. “Dengan kedalaman 5 meter hingga 14 meter untuk mengakomodasi kapal dengan ukuran 1.000 DWT,” ucap Budi.
Peresmian Pelabuhan Tapaleo merupakan pelabuhan laut terluar, terpinggir, terpencil. “Kehadiran Presiden pada peresmian ini memberikan support kepada insan perhubungan untuk berbuat lebih baik,” ujar Budi.
Tampak mendampingi Presiden diantaranya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba.