Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peranan penting dan strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Selain berkontribusi dalam menggerakkan perekonomian nasional dan penyerapan tenaga kerja, UMKM juga memiliki andil dalam pemerataan hasil pembangunan.
Mengutip data dari Profil Bisnis UMKM oleh Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) dan Bank Indonesia (BI) tahun 2015, UMKM mempunyai tingkat penyerapan tenaga kerja sekitar 97 persen dari seluruh tenaga kerja nasional. selain itu UMKM juga berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sekitar 57 persen.
"Namun pada tahun 2014, dari 56,4 Juta UMKM yang ada di Indonesia baru 30 persen yang mampu mendapatkan akses pembiayaan," kata Hari Siaga Amijarso, Corporate Secretary BRI di Jakarta, Kamis (4/5/2017).
Baca Juga: Pertumbuhan Kredit BRI Kuartal I 2017 Capai 16,4 Persen
Dari persentase tersebut, sebanyak 76,1 persen mendapatkan kredit dari bank dan 23,9 persen mengakses dari lembaga non bank. "Dengan kata lain, hampir 60 persen-70 persen UMKM belum mempunyai akses pembiayaan melalui bank," tutup Hari.
Sampai dengan akhir Maret 2017, BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp653,1 triliun atau naik 16,4 persen dibandingkan dengan penyaluran kredit di akhir Maret 2016 sebesar Rp. 561,1 triliun. "Kenaikan penyaluran kredit ini terutama didorong oleh penyaluran kredit di sektor UMKM," jelas Hari.
Tercatat BRI telah menyalurkan kredit UMKM senilai Rp471 Triliun atau sebesar 72,1 persen dari keseluruhan portofolio kredit BRI. Dari penyaluran tersebut, kredit mikro masih memegang porsi terbesar dari seluruh segmen kredit BRI, yakni sebesar 33 persen atau senilai Rp216,1 Triliun dari seluruh kredit yang disalurkan.