Potensi Cadangan Migas di Indonesia Timur Sangat Besar

Adhitya Himawan Suara.Com
Rabu, 03 Mei 2017 | 19:12 WIB
Potensi Cadangan Migas di Indonesia Timur Sangat Besar
Kilang gas milik PT Pertamina Gas. [pertagas.pertamina.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pertumbuhan ekonomi di bagian Indonesia Timur memerlukan tenaga listrik yang cukup besar. Kebutuhan energi listrik untuk Indonesia Timur, dapat dipenuhi dengan membangun pembangkit listrik bertenaga gas.

"Wilayah Indonesia Timur memiliki cadangan gas yang cukup besar, yang tersebar di tiga wilayah, yaitu; Blok Tangguh, Blok Kasuari dan Blok Masela. Artinya, menggerakkan sektor migas untuk memproduksi gas bakal menjadi katalis untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia Timur," kata Tutuka Ariadji, Ketua Umum Ikatan Ahli Teknik Perminyakan (IATMI) dalam keterangan resmi, Sabtu (29/4/2017).

Pria yang yang juga guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut mengatakan potensi migas Indonesia sesungguhnya berada di wilayah timur Indonesia. Cadangan migas di wilayah ini sesungguhnya memiliki potensi yang besar untuk pembangunan Indonesia bagian timur. "Saya kira hal ini tidak bisa dikesampingkan begitu saja,” ujarnya.

Baca Juga: Kontribusi Sektor Industri Migas ke PDB Nasional 62,67 Persen

Tutuka juga menuturkan, pemerintah akan sulit meningkatkan perekonomian tanpa adanya industri migas. Contohnya proyek listrik 35 GW yang saat ini dikembangkan berbahan bakar minyak atau gas.

Lebih lanjut, Tutuka juga menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar akan tenaga ahli di sektor migas, baik tenaga ahli teknis maupun non-teknis yang jumlahnya terus bertambah. Berdasarkan data pada tahun 2007, jumlahnya mencapai 800.000 orang, yang tersebar pada berbagai keahlian tertentu.

"Perlu diketahui, bahwa industri migas juga menyerap berbagai keahlian non-teknis dari berbagai disiplin ilmu, seperti ekonomi, manajemen, komunikasi, pemasaran, lingkungan hidup, dan lain sebagainya," tambahnya.

Tutuka juga menghawatirkan nasib berbagai infrastruktur pendidikan yang ada di Indonesia saat ini, khususnya yang terkait dengan migas. Pasalnya, apabila tenaga ahli di bidang ini tidak lagi mampu diserap oleh bursa kerja, maka lambat laun sektor pendidikan yang penyumplai tenaga ahli di sektor ini akan mengalami kemunduran.

Baca Juga: Jonan: Iklim Investasi Migas Dipengaruhi Harga Minyak Dunia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI