Pemerintah Bersikukuh Keberadaan BPDP Sawit Sangat Penting

Selasa, 02 Mei 2017 | 20:36 WIB
Pemerintah Bersikukuh Keberadaan BPDP Sawit Sangat Penting
Sebuah truk mengangkut komoditi kelapa sawit di Ketapang, Kalimantan Barat [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang menjadi produk unggulan nasional Indonesia, meski perkembangannya juga tak lepas dari perdebatan. Agar komoditas ini tetap menjadi komoditas strategis, pemerintah Indonesia telah berupaya mengurangi oversupply kelapa sawit yang menyebabkan harga komoditas minyak kelapa sawit (CPO) dan turunannya menurun secara signifikan pada 2014-2015.

Untuk mendorong program biodiesel, pemerintah pun membentuk Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit, yaitu badan yang memberikan insentif dalam mendorong penyerapan Biodisel pada pasar PSO dan Non-PSO.

BPDP merupakan skema industri membantu industri, di mana perusahaan yang melakukan ekspor wajib menyetorkan pungutan ekspor yang dapat digunakan untuk membantu penyerapan biodiesel agar tidak memberatkan APBN. Dengan membentuk demand baru melalui program mandatory biodiesel yang dibantu dukungan BPDP Kelapa Sawit, pemerintah berhasil menstabilkan harga CPO dan Tandan Buah Segar pada akhir 2015-2016 yang dinikmati seluruh pemangku kepentingan.



“Dengan banyaknya nilai tambah yang dihasilkan BPDP Kelapa Sawit untuk Indonesia, khususnya industri kelapa sawit, maka keberlangsungan BPDP Kelapa Sawit sangat penting dilakukan,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam acara peluncuran buku Menuju Kemandirian dan Keseimbangan Sawit Indonesia, Selasa (2/5/2017).

Baca Juga: Dana Perkebunan Sawit Dikritik Hanya Dinikmati Industri Sawit

Beberapa program utama BPDP Kelapa Sawit adalah:
1) Biodiesel
2) Peremajaan
3) Promosi
4) Peningkatan SDM
5) Research & Development, 6) Dana Cadangan.

Untuk menjaga skema BPDP Kelapa Sawit tetap berkelanjutan, pemerintah telah menyusun buku “Menuju Kemandirian dan Keseimbangan Sawit Indonesia” yang memberikan informasi kerangka dasar dan latar belakang pembentukan BPDP Kelapa Sawit. Selain membantu penyerapan program mandatory biodiesel, BPDP Kelapa Sawit memiliki beberapa program lainnya yang sangat membantu Industri Kelapa Sawit Indonesia baik pada sektor hulu maupun sektor hilir.

“Karena peranan BPDP Kenapa Sawit sangat penting bagi devisa negara dan nilai tambah industri domestik, maka terdapat beberapa aturan main yang harus diketahui oleh seluruh pemangku keopentingan Industri kelap sawit,” lanjut Darmin.

Pemerintah melalui sekretariat komite pengarah BPDP Kelapa Sawit telah menyusun buku “panduan” agar sejarah, filosofi, serta tujuan pembentukan BPDP Kelapa Sawit dapat dipahami oleh semua pemangku kepentingan.

Prinsip-prinsip utama BPDP Kelapa Sawit adalah:
1) BPDP Kelapa Sawit mengelola dana pungutan kelapa sawit dari industri untuk industri.
2) BPDP merupakan BLU yang bersifat fleksibel. Semua pengurus lembaga ini bisa berasal dari pihak swasta, kecuali posisi Direktur Keuangan harus dari Pegawai Negeri Sipil.
3) BPDP merupakan Badan Pengelola Dana atau Fund Management Company. Karena itu, dana harus dikelola dengan menggunakan Modern Portfolio Theory untuk menghasilkan return yang optimal.
4) Skema dari BPDP adalah dari sawit untuk sawit. Industri Sawit dikenakan pungutan ekspor untuk memberikan insentif kepada industri sawit sehingga terjadi permintaan tambahan untuk industri biodiesel domestik.
5) BPDP dirancang untuk mendorong energi terbarukan yang berbasis kelapa sawit sehingga bermanfaat untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar fosil atau bahan bakar minyak (BBM).
6) Alokasi dari penggunaan dana BPDP bersifat dinamis sesuai dengan kebutuhan, serta ditentukan oleh Komite Pengarah yang terdiri dari beberapa menteri dan perwakilan dunia usaha.
7) Subsidi biodiesel merupakan prasyarat terbentuknya pasar biodiesel domestik. Tanpa adanya permintaan tambahan, harga sawit akan jatuh dan semua stakeholder akan terpengaruh.
8) Replanting atau peremajaan perkebunan kelapa sawit merupakan program penting untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit.
9) Pembiayaan riset, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), serta promosi merupakan program lain yang harus menjadi perhatian.
10) Program ini merupakan kolaborasi antara pemerintah-swasta dalam membentuk dana stabilisasi untuk komoditas kelapa sawit yang berfokus pada fungsi substansi pembentukan, bukan pada bentuk badan, sesuai dengan semangat awal dan peraturan yang berlaku.

Baca Juga: FSP BUMN Desak Presiden Jokowi Bubarkan BPDP Sawit

“Prinsip-prinsip BDPD Kelasa Sawit ini disusun berdasarkan hasil diskusi pemerintah, pelaku usaha, dan akademisi kelapa sawit Indonesia,” tegas Darmin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI