Suara.com - KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan) memastikan bahwa kondisi stabilitas sistem keuangan pada kuartal pertama tahun ini berada dalam keadaan normal terhadap perkembangan moneter, fiskal, makroprudensial, sistem pembayaran, pasar modal, pasar surat berharga negara (SBN), perbankan, lembaga keuangan nonbank, serta penjaminan simpanan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan stabilnya sistem keuangan di Indonesia lantaran ditopang oleh tingkat inflasi yang terjaga, tingkat permodalan dan likuiditas perbankan yang menunjukkan peningkatan, risiko industri perbankan yang terkendali, nilai tukar rupiah yang terjaga, kinerja SBN yang berada dalam rentang yang normal, dan penguatan pasar saham.
"KSSK melakukan assesment terhadap lingkungan global dan regional dan dalam negeri untuk identifikasi potensi risiko yang harus dijaga," kata Ani dalam konferensinya di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis (27/4/2017).
Selain itu, Ani juga memperkirakan stabilitas sistem keuangan ke depan tetap terkendali dengan baik seiring optimisme IMF yang merevisi ke atas pertumbuhan ekonomi global serta meredanya tekanan politik di Uni Eropa.
Baca Juga: Misbakhun Ingatkan KSSK Siapkan Aturan Protokol Krisis Indonesia
Kendati demikian, Ani tetap mencermati risiko dari faktor domestik maupun eksternal yang berpotensi mempengaruhi stabilitas sistem keuangan hingga akhir 2017.
"Dari eksternal KSSK akan memantau perkembangan kebijakan perdagangan global AS yang cenderung proteksionis dan peningkatan tekanan geopolitik Korea Utara yang tak terprediksi. KSSK juga mencermati kualitas kredit, inflasi dan perkembangan realisasi APBN," tuturnya.