"Namun masyarakat tidak ada akses dan tolak ukur yang dapat dijadikan pembanding dan penentu kewajaran. Jadi seolah kita diminta percaya saja pada klaim yang dipublikasikan," katanya.
Dia menilai kalau sekarang Indonesia mengklaim unggul, maka dunia tidak akan mengakuinya karena tidak ada tolak ukurnya. (Antara)