Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah berharap pemerintah daerah segera menyediakan lahan untuk pembangunan rumah murah program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP).
"Dulu kami pernah meminta kemudahan dari pemda khususnya mengenai ketersediaan lahan tetapi sampai sekarang belum ada realisasinya," kata Wakil Ketua REI Jawa Tengah Bidang Rumah Sederhana Andi Kurniawan di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (26/4/2017).
Dia mengatakan mengenai peran pemerintah terkait ketersediaan lahan ini sudah tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Salah satunya adalah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) atau segmentasi pasar untuk rumah murah adalah masyarakat yang memiliki keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapatkan dukungan dari pemerintah untuk memperoleh rumah.
Baca Juga: Perkuat Data Perumahan, Kementerian PUPR Gandeng BPS
"Dulu pernah ada pertemuan antara REI dengan pemda di level kabupaten/kota dan difasilitasi langsung oleh Gubernur, tetapi sampai sekarang pemda belum juga menyediakan lahannya," katanya.
Andi mengatakan peran pemda menyediakan lahan untuk pembangunan rumah sederhana ini sangat dinanti oleh REI mengingat makin hari harga tanah makin mahal.
Dari sisi harga, menurut dia, idealnya harga paling mahal untuk pembangunan rumah murah yaitu Rp200 ribu/m2.
"Yang jelas rumah murah tidak bisa lagi dibangun di kota-kota besar seperti di Kota Semarang. Paling tidak harus dibangun di daerah resapan seperti Kendal, Ungaran, dan Demak," katanya.
Meski demikian, dikatakannya, sebelum dipilih menjadi lokasi pembangunan rumah murah harus juga dipastikan lahan tersebut luas paling tidak 1 hektare.
Baca Juga: 94 Unit Rumah Swadaya dan 97 Rusun Subsidi Dibangun di Sumsel
"Yang masih banyak terdapat lahan luas tentu di level kecamatan, meski demikian kami tetap perlu dukungan dari pemda untuk pembebasan lahannya," katanya. (Antara)