Inilah Rincian Kerjasama Energi Indonesia dengan AS

Jum'at, 21 April 2017 | 14:42 WIB
Inilah Rincian Kerjasama Energi Indonesia dengan AS
Peresmian kerjasama energi Indonesia - AS di Jakarta, Jumat (21/4/2017). [Antara/Rosa Panggabean]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Presiden Amerika Serikat, Mike Pence melakukan kunjungan kerja ke Indonesia pada hari Kamis dan Jumat (20 - 21/4/2017). Tujuan kunjungan Wakil Presiden Pence antara lain:

a. Memperdalam hubungan ekonomi,

b. Meningkatkan kerja sama untuk prioritas keamanan regional bersama, serta

c. Meningkatkan hubungan dan pertukaran antar masyarakat.

Baca Juga: Mike Pence Saksikan Peresmian Kerjasama RI-AS Di Sektor Energi

Pada hari Jumat (21/4/2017), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mendampingi Wakil Presiden RI Jusuf Kalla untuk menyaksikan sembilan penandatanganan Kesepakatan Business to Business (B-to-B) antara Indonesia dan Amerika. Kesepakatan ini dilakukan setelah sehari sebelumnya juga mendampingi Wakil Presiden menerima kunjungan bilateral Wakil Presiden AS beserta delegasi.

Sembilan penandatanganan Kesepakatan B-to-B tersebut, yaitu:

1. ExxonMobil akan menandatangani kontrak penjualan LNG sebanyak 1 juta ton/tahun dengan PT. Pertamina (Persero) selama 20 tahun, yang akan berlaku pada tahun 2025.

2. Kerja Sama Pacific Infra Capital, PT. Infra Cerdas Indonesia dan PT.PLN untuk pemasangan smart-metering di jaringan listrik Jawa-Bali

Penandatanganan Kesepakatan B-to-B yang disaksikan oleh Menteri ESDM:

3. Kerja sama PLN - PowerPhase untuk pemasangan TurboPhase booster system pada PLTG. Teknologi tersebut dapat mengurangi konsumsi bahan bakar, mengurangi emisi dan memperbesar output listrik yang dihasilkan.

4. Kerja sama PLN - Applied Material untuk memasang Fault Current Limiter yang dapat mengurangi Fault Current Levels di jaringan listrik Jawa Barat. Applied Materials berkeinginan untuk melakukan FS untuk teknologi ini pada gardu induk 500 kv.

5. Kerja sama PLN - Halliburton untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Tulehu Ambon serta strategi jangka panjang untuk pengembangan Panas Bumi.

6. Kerja sama Greenbelt Resources dan Jababeka Infrastructure untuk pengembangan fasilitas waste to resource di Jababeka yang akan disebut JababECO.

7. Kerja sama TNI Angkatan Udara Indonesia dengan Lockheed Martin, terkait teknologi Sniper Advanced Targeting Pods (ATP)

8. Kerja sama Honeywell dengan PT. Dirgantara Indonesia untuk penyediaan 34 mesin turboprop TPE331.

9. Kerja sama NextGen dengan Pemerintah Samarinda untuk proyek low carbon waste-to-electricity.

Dalam Kesempatan tersebut, diumumkan juga kerja sama yang telah ditandatangani sebelumnya, yaitu:

1. General Electric (GE) dengan PLN terkait pengadaan turbin yang paling efiesien, dan membantu menekan harga serta mereduksi emisi karbon. GE dan partner telah mendukung beroperasinya 600 MW pembangkit listrik dalam proyek 35.000 MW dan akan mensuplai tambahan listrik sebesar 2.650 MW.

2. Kerja sama Ormat Technologies dengan PLN dalam penyelesaian PLTP Sarulla 3x110 MW dengan total investasi sekitar US$ 1,7 miliar. Dari investasi tersebut, sebesar US$ 260 juta pengadaannya didukung oleh Ormat. PLTP Sarulla Unit I telah beroperasi secara komersial sejak Maret 2016. PLTP tersebut merupakan salah satu terbesar di dunia dan PLTP paling efisien di Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI