Sampai dengan akhir Maret 2017, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp653,1 triliun. Jumlah ini naik 16,4 persen dibandingkan dengan penyaluran kredit di akhir Maret 2016 sebesar Rp561,1 triliun.
"Kenaikan penyaluran kredit ini terutama didorong oleh penyaluran kredit di sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)," kata Direktur Utama BRI Suprajarto dalam konferensi pers paparan kinerja keuangan Triwulan I tahun 2017 di Kantor Pusat BRI, Jakarta, Kamis (20/4/2017).
Tercatat BRI telah menyalurkan kredit senilai Rp471 triliun atau sebesar 72,1 persen dari keseluruhan portofolio kredit BRI. Dari penyaluran tersebut, kredit mikro masih memegang porsi terbesar dari seluruh segmen kredit BRI, yakni sebesar 33 persen atau senilai Rp216,1 triliun dari seluruh kredit yang disalurkan.
Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga masih menjadi fokus BBRI di tahun ini. Selama tiga bulan di awal tahun ini, BRI mampu menyalurkan KUR senilai Rp14,11 triliun kepada lebih dari 763 Ribu debitur baru. Dari penyaluran tersebut, 30 persen diantaranya disalurkan ke sektor produktif.
Baca Juga: BRI Raih Laba Bersih Rp6,47 Triliun di Kuartal I 2017
Target di akhir tahun, BRI mematok minimal 40 persen penyaluran KUR kepada sektor produktif sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo. Dengan pencapaian tersebut, apabila dihitung sejak KUR skema baru diluncurkan pada Agustus 2015, secara total Bank BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp99,7 triliun kepada lebih dari 5,6 juta debitur.
Suprajarto menambahkan, dengan pertumbuhan kredit yang signifikan, Bank BRI berhasil menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Pada kuartal I tahun 2017 rasio NPL gross Bank BRI sebesar 2,16 persen atau turun dibandingkan dengan NPL gross kuartal I tahun 2016 sebesar 2,22 persen. “Khusus untuk segmen mikro, rasio NPL gross sebesar 1,35 persen di akhir Maret 2017,” imbuh Suprajarto.
BRI juga meningkatkan NPL Coverage menjadi sebesar 181,55 persen atau naik dibandingkan NPL Coverage kuartal I 2016 sebesar 150 persen.
Sementara itu, DPK BRI berhasil tumbuh sebesar 11 persen, dari Rp. 631,7 Triliun di kuartal I 2016 menjadi Rp701,2 triliun di kuartal I 2017. Secara komposisi, dana murah (CASA) masih mendominasi sebesar 56,63 persen atau naik dibandingkan dengan CASA di kuartal I 2016 sebesar 56,54 persen. Pertumbuhan ini tidak lepas dari salah satu strategi Bank BRI, yakni implementasi transaction banking dalam rangka pemberian layanan perbankan yang terintegrasi bagi nasabah.