Belum lagi toko emas pastinya bakal me-mark up harganya lagi ketika dijual ke konsumen. Bisa-bisa harganya sudah naik sampai 100 persen. Saat akan dijual, toko emas hanya akan menghargai berat dan kadarnya saja.
2. Tidak ada sertifikat keaslian emas
Ketika beli perhiasan emas, yang diperoleh adalah perhiasan dan kuitansi pembayaran. Padahal seperti diketahui, kebanyakan perhiasan emas itu adalah hasil campuran dengan logam lain.
Secara teoritis ketika beli perhiasan emas 18 karat seberat 10 gram, maka kadar emas murninya hanya 7,5 gram 24 karat. Sisanya adalah campuran logam lain.
Campuran logam itu biasanya perak dan tembaga. Untung jika pakai campuran perak, lha kalau pakai tembaga? Bagaimana cara mendeteksinya? Inilah kenapa emas perhiasan sangat sulit dinilai karena tak ada sertifikat keasliannya.
3. Rentan rusak dan hilang
Emas berbentuk perhiasan rentan rusak. Entah patah, kaitan yang rusak, warna jadi kusam, lecet, dan lainnya. Berbagai kerusakan ini yang membuat nilainya bisa jatuh.
Kemudian, emas perhiasan yang dikenakan juga berisiko hilang. Misalnya dijambret atau jatuh tanpa sadar.
Tiga poin itu sebaiknya jadi pertimbangan memilih emas perhiasan sebagai investasi. Yakinkan emas perhiasan akan memberi keuntungan di masa depan ketika faktanya malah nilainya turun saat dilepas. Itulah konsekuensinya ketika lebih berat pada emas perhiasan.
Baca juga artikel Duitpintar lainnya:
Investasi Emas Enaknya Batangan atau Perhiasan?
Investasi Emas Pilih Dicicil atau Beli Tunai
Kesalahan Investasi Emas yang Bikin Rencana Keuangan Buyar