Perekonomian di Provinsi Kalimantan Selatan terus menggeliat. Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi tahun 2016 yang mencapai angka 4,38 persen dari sebelumnya yang hanya berada pada angka 3,84 persen di tahun 2015. Demikian halnya dengan nilai ekspor sejumlah komoditas andalan provinsi dengan julukan Bumi Lambung Mangkurat itu yang juga terus meningkat. Beberapa di antaranya ialah batu bara, CPO, dan karet.
"Ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan kontribusi ekspor neto di 2016, mengalami kontraksi lebih dari 5 persen dari tahun sebelumnya," ujar Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat terbatas pada Senin (10/4/2017), di Kantor Presiden, Jakarta.
Namun demikian, Kepala Negara melihat masih terdapat sejumlah masalah perekonomian yang harus diselesaikan di Kalimantan Selatan. Salah satunya adalah ketergantungan ekspor komoditas bahan mentah yang rentan terhadap kondisi perekonomian daerah.
Baca Juga: Temui Jokowi, Bawaslu Laporkan Pengawasan Pemilu Selama 2012-2017
"Saya melihat bahwa ketergantungan perekonomian Kalimantan Selatan pada ekspor komoditas bahan mentah terutama pertambangan menyimpan sebuah kerentanan," ungkapnya.
Berdasarkan data yang diterimanya, saat ini sebesar 20,87 persen perekonomian Kalimantan Selatan masih berasal dari kontribusi sektor pertambangan. Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo meminta agar pemerintah provinsi mulai mengupayakan untuk beralih kepada industri pengolahan yang baru berkontribusi sebesar 13,98 persen.
"Yang paling penting industri pengolahan, artinya bahan-bahan mentah yang ada di sana harusnya bisa diarahkan untuk masuk ke industri pengolahan," ucap Presiden.
Tak hanya itu, Presiden Joko Widodo juga meminta jajarannya untuk fokus mengembangkan produk unggulan lainnya. Mengingat saat ini sektor pertanian, kehutanan dan perikanan memiliki kontribusi 14,91 persen terhadap pertumbuhan perekonomian Kalimantan Selatan.
"Saya ingatkan agar pengembangan sektor pertanian, perkebunan harus betul-betul terintegrasi dengan industri pengolahan sehingga memiliki multiplier effect yang lebih besar bagi perekonomian daerah," kata Presiden.
Terakhir, Kepala Negara mengingatkan pentingnya hilirisasi industri dalam membangun Kalimantan Selatan. Selain akan memberikan nilai tambah bagi perekonomian daerah, hilirisasi industri juga diharapkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru serta menghilangkan kesenjangan ekonomi di Kalimantan Selatan.