Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM melakukan kerja sama di bidang pendidikan pasar modal dengan The Indonesia Capital Market Institute (TICMI), anak perusahaan dari Bursa Efek Indonesia yang bergerak di bidang pendidikan dan diseminasi informasi. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) pada Jumat (7/4/2017) di Auditorium FEB UGM, Yogyakarta.
Dekan FEB UGM Dr. Eko Suwardi, M.Sc. menyebut kerja sama ini sebagai perkembangan dari berbagai bentuk kerja sama yang telah dilakukan sengan Bursa Efek Indonesia sebelumnya. Ia pun berharap agar kerja sama ini dapat berjalan dengan lancar dan dapat memberikan manfaat yang besar selayaknya kerja sama yang telah dilakukan sebelumnya.
“Bagi kami kerja sama dengan Bursa Efek Indonesia, TICMI, Dana Reksa, dan lainnya itu merupakan kerja sama yang sudah berjalan lama dan sampai saat ini berjalan dengan baik. Semoga ke depannya bisa lebih baik lagi,” ujarnya.
Baca Juga: Puluhan Ekonom Kumpul di BEI, Buka Sesi Perdagangan Saham
Kerja sama di antara kedua institusi yang sama-sama bergerak dalam bidang pendidikan ini, menurutnya, akan semakin meningkatkan kontribusi keduanya dalam menjalankan misi mencerdaskan kehidupan bangsa dalam bidang perekonomian, khususnya terkait investasi. Pemahaman yang baik tentang hal ini ia pandang sebagai hal yang penting mengingat peran strategis yang dijalankan pasar modal sebagai sumber alternatif pendanaan pembangunan nasional. Ia pun mendorong mahasiswa yang hadir, khususnya mereka yang tertarik untuk bekerja di pasar modal, untuk dapat mengemban misi pasar modal sebagai penopang perekonomian nasional.
“Kerja di pasar modal itu tidak semata-mata untuk karier, untuk diri sendiri, tapi ada tujuan yang lebih mulia untuk memperoleh dana supaya Indonesia dapat membangun ke depan. Pasar modal memiliki peran yang penting sebagai alternatif pendanaan untuk membangun Indonesia,” papar Eko.
Senada dengan hal tersebut, General Manager Business Operation TICMI, Muh. Abdi Kristanto memaparkan pentingnya pendidikan khusus tentang pasar modal, khususnya bagi mereka yang ingin bekerja dalam bidang ini. Karena itu, ia menyebut program sertifikasi yang diselenggarakan oleh TICMI sebagai kesempatan yang baik bagi para mahasiswa FEB untuk memperoleh keterampilan yang diperlukan di dunia kerja nantinya.
“Ada satu tuntutan dari dunia kerja, yaitu sebelum mulai kerja harus sudah paham tentang industrinya dan tentang produk-produknya. Siap kerja ini tidak harus dengan pengalaman yang sudah hands on, tapi juga bisa dipersiapkan melalui sertifikasi,” kata Abdi.
Selain bagi mereka yang ingin terlibat secara profesional, pemahaman terkait kegiatan investasi bagi masyarakat secara umum juga menjadi perhatian dari TICMI dan FEB UGM. Asisten Vice President Head of Regional Development Area 1 BEI Dedi Priadi menyayangkan kurangnya pengetahuan masyarakat akan pasar modal juga banyaknya anggapan-anggapan negatif tentang pasar modal. Minimnya informasi yang jelas, menurutnya, menjadi sebab dari masih sedikitnya orang yang mau terlibat dalam penanaman modal.
“Kurangnya informasi sering kali menjadi beban untuk masuk pasar modal. Ketika berbicara tentang pasar modal orang sering kali langsung pikir itu hal yang berisiko, padahal segala sesuatu memang pasti ada risiko, bukan hanya di pasar modal. Faktanya 70 persen saham di BEI bisa menghasilkan keuntungan bagi investor,” jelas Dedi.