MCI Minta Pemerintah Jangan Sepelekan Bonus Demografi

Adhitya Himawan Suara.Com
Senin, 10 April 2017 | 10:37 WIB
MCI Minta Pemerintah Jangan Sepelekan Bonus Demografi
Kementerian Ketenagakerjaan R.I bekerjasama dengan PT Jakarta International Expo (JIExpo) menggelar Bursa Kerja Nasional Job Fair Expo 2015 di Jakarta, Jumat (9/4). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Indonesia diprediksi mendapatkan bonus demografi pada 2020-2030, dimana jumlah jumlah penduduk usia produktif (15-65 tahun) akan mencapai 70 persen, sedangkan sisanya yang 30 persen masuk usia tidak produktif (14 tahun ke bawah dan 65 tahun ke atas).

"Pemerintah jangan terlena dan menyepelekan bonus demografi ini. Hanya dalam kurun waktu 3-13 tahun ke depan, kita akan memiliki banyak sekali Sumber Daya Manusia (SDM) di usia produktifnya. Ini bukan waktu yang lama mengingat bonus ini tidak serta merta bak durian runtuh," tegas Peneliti Merapi Cultural Institute (MCI) Gendhotwukir di Magelang, Jawa Tengah, Jumat (7/4/2017).

Ia menjelaskan bonus demografi sejatinya sudah berlangsung mulai hari ini dengan titik kulminasinya pada 2030. Bonus demografi itu melalui proses, yang dari hari ke hari, bulan ke bulan dan tahun ke tahun makin tinggi alias bukan simsalabim sekali jatuh dari langit.

Baca Juga: Jokowi Ingin Bonus Demografi Wujudkan Indonesia Emas 2045

Satu hal yang pasti bonus demografi membawa dampak sosial-ekonomi seperti angka ketergantungan penduduk, dimana sekitar 180 juta penduduk Indonesia (70 persen usia produktif) bakal menanggung 60 juta penduduk nonproduktif.

"Nah, meski sejalan dengan prediksi PBB yang menyatakan angka ketergantungan di Indonesia terus turun, namun kita tidak tahu persis benarkah yang 70 persen usia produktif itu bakal benar-benar produktif alias tidak ada yang jadi pengangguran."

Peneliti Cultural Studies yang pernah menempuh pendidikan ilmu filsafat di Jerman ini menandaskan pengangguran menjadi tantangan utama pemerintah saat ini.

"Harus dicatat di sini, selain penduduk nonproduktif, ada angka pengangguran yang tak gampang diprediksi ke depannya," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI