Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bersama Bupati Semarang Mundjirin meninjau Danau Rawa Pening, di Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah, Jumat (7/4/2017). Danau tersebut merupakan salah satu dari 15 danau yang sedang direstorasi oleh Kementerian PUPR.
"Disamping program pembangunan 49 bendungan baru dalam rangka mewujudkan ketahanan air oleh Kementerian PUPR, juga dilakukan pemeliharaan dan restorasi danau-danau sebagai tampungan air alami. Khusus untuk penanganan danau dilakukan dengan serius karena memberikan manfaat yang sangat besar disamping biaya penanganan yang lebih murah dibanding pembangunan bendungan baru," tutur Menteri Basuki
Turut mendampingi Dirjen Bina Marga Arie Setiadi, Direktur Pengembangan Jaringan Jalan Subagiono, Kepala BPJT Herry TZ., Kepala BPJN Wilayah VII Herry Marzuki, Kepala BBWS Pemali Juwana Ruhban Ruzziyatno dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja.
Baca Juga: DPR Dorong Pembebasan Lahan Proyek Jalur Puncak II
Danau Rawa Pening pada tahun 2002 memiliki luas 2.670 ha, namun terus mengalami penyusutan sehingga pada tahun 2015 tersisa 1.850 ha dimana 820 ha terdapat gulma eceng gondok. Penyusutan terjadi akibat sedimentasi yang disebabkan adanya perubahan tata guna lahan pada daerah tangkapan air serta pencemaran pada kawasan sekitar badan danau sendiri.
Kementerian PUPR sejak tahun 2016 telah melakukan langkah pengendalian sedimentasi berupa pengerukan danau dan pembangunan cek dam, pembuatan tanggul pembatas badan air danau, serta pengendalian gulma air dengan pembersihan eceng gondok secara rutin serta penetapan zona sempadan danau. Kepala BBWS Pemali Juana Ruhban Ruzziyatno menambahkan, "Untuk pembersihan eceng gondok dilakukan dengan menurunkan 8 alat berat yang mampu membersihkan per harinya seluas satu hektar."
Dalam kunjungan tersebut, Menteri Basuki meminta dilakukan penambahan alat berat 3 kali lipat agar pembersihan bisa dilakukan pada 2-3 titik secara paralel sehingga lebih cepat mengingat luasnya area Danau Rawapening. "Saya ingin lebih cepat lagi, oleh karenanya diperlukan tambahan alat berat," ujarnya.
Selanjutnya agar penanganan lebih fokus lagi, Menteri Basuki akan membentuk unit pengelola khusus Rawa Pening agar penanganannya lebih cepat dan konsisten. Anggaran pada tahun 2017 untuk membersihkan eceng gondok sebesar Rp 4,2 miliar untuk 200 hektar.
Tanaman eceng gondok yang telah dikumpulkan selama ini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pembuatan pupuk bagi perkebunan kopi dan pertanian sekitar danau. Namun dengan jumlah dan pertumbuhan yang cepat, mengakibatkan terganggunya fungsi utama danau dan terjadinya pendangkalan. Tumbuhnya eceng gondok merupakan tipikal dari danau pada daerah tropis dengan kandungan nutrient yang tinggi di dalam sedimennya. Selain sedimentasi juga terjadi pencemaran danau juga disumbang dari limbah penduduk, limbah ternak, dan limbah budidaya ikan yang berasal dari 600 unit keramba ikan.
Secara fungsional, danau ini memiliki peran penting sebagai sumber air bagi banyak keperluan, mulai dari irigasi, pembangkit energi (hydro power pada Sungai Tuntang), pariwisata, perikanan air tawar dan juga pengendalian banjir. Saat ini kondisi Danau Rawa Pening dengan kapasitas tampung sekitar 50 juta meter kubik sudah jauh lebih bersih. Diharapkan fungsi danau sebagai reservoir alami dapat terpelihara seiring dengan terjaganya daerah tangkapan air. Bahkan dalam bulan September mendatang Danau Rawapening akan digunakan sebagai arena Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) untuk cabang dayung dimana Menteri Basuki merupakan Ketua Persatuan Olahraga Daung Seluruh Indonesia (PODSI) 2016-2020.