Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menghadiri acara 4th Board of Council (BoC) Meeting Asia Water Council (AWC), Jumat (31/3/2017) di Beijing, Cina. 4th BoC Meeting tersebut selain membahas isu-isu penting sumber daya air di Asia, juga membahas detail rencana pelaksanaan _ Asia Internasional Water Week_ pertama yang akan diselenggarakan pada bulan September 2017 di Gyeongju Korsel.
Asia Water Council (AWC), adalah organisasi yang dibentuk tepat setahun lalu di Bali sebagai wadah negara di Asia untuk bertukar informasi dan solusi paling efisien, efektif mengenai manajemen sumber daya air yang bijaksana dan berkelanjutan. Selain Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, perwakilan dari Indonesia yang duduk di dalam Dewan Pimpinan (Board of Council/BoC) dari AWC adalah Ketua HATHI sekaligus Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air Imam Santoso dan Staf Khusus Menteri PUPR Dr. Firdaus Ali yang bertindak sebagai Vice President AWC. Board of Council/BoC bersidang setiap tiga bulan sekali, dan sidang kali ini adalah sidang yang ke-empat.
Anggota AWC terdiri dari para pakar di bidang sumber daya air yang berasal dari lebih 60 organisasi terkait air dari negara di Asia seperti dari Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Vietnam, Singapura, Kamboja, Mongolia, dan lainnya. Menteri Basuki Hadimuljono, yang merupakan satu dari 5 penggagas berdirinya AWC, berharap organisasi tersebut dapat tumbuh menjadi organisasi yang besar dan terbuka.
Baca Juga: Dukung Kedaulatan Pangan, PUPR akan Bangun Waduk dan Irigasi
"Organisasi antar-negara harus berlandaskan keterbukaan isu dan potensi sumber daya air," kata Basuki dalam keterangan resmi, Jumat (31/3/2017).
Pada sidang yang ke-empat ini, terdapat dua keputusan penting yaitu :
1. Kesiapan pelaksanaan Asia International Water Week pertama (1st AIWW), yang akan dilaksanakan di di Gyeongju Korsel pada bulan September 2017.
2. Indonesia akan berperan penting dalam kegiatan AIWW karena dua pilot project pertama AWC dilaksanakan di Indonesia yaitu: Pre FS Smart Water Management di Denpasar yang telah selesai Desember 2016, dan Water Security untuk Jabodetabek yg baru saja dimulai.
Pilot Project Smart Water Management yang diterapkan di Bali berbasis Informasi Komunikasi dan Teknologi (ICT). Program ini dilakukan untuk dapat mengurangi permasalahan yang muncul dalam pengelolaan air seperti kurangnya air baku dan masih tingginya tingkat kehilangan air pada pipa-pipa saluran ke rumah tangga. Melalui program ini, diharapkan dapat meningkatkan akses aman air minum demi peningkatan pelayanan air minum kepada masyarakat.
Sebagai pilot project, tentunya Indonesia akan dapat menjadi contoh sekaligus memberi masukan yang berarti kepada negara lain terhadap hasil pelaksanaan kegiatan Smart Water Management dan Water Security tersebut pada event AIWW pertama September nanti.
“Mudah-mudahan, output dari proyek tersebut dapat dilaksanakan tidak hanya di Bali tetapi juga di tempat-tempat lain di Indonesia. Saya juga berharap bahwa agenda ini akan menyebar ke negara-negara lain, termasuk Republik Rakyat Tiongkok,” tutur menteri Basuki.