Jangkau Pelosok, Kemensos Luncurkan Mobil E-Warong PKH

Adhitya Himawan Suara.Com
Minggu, 02 April 2017 | 13:31 WIB
Jangkau Pelosok, Kemensos Luncurkan Mobil E-Warong PKH
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. [Dok Kementerian Sosial]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Penerima KKS (Kartu Keluarga Sejahtera) dari Kementerian Sosial dalam Program Keluarga Harapan (PKH) bisa berbelanja bahan pangan tersebut di e-warong yang telah ditentukan, tanpa membawa uang tunai, tetapi dengan menggunakan saldo yang ada di KKS tersebut, dimana bantuan untuk pangan Rp110.000 per bulan," tuturnya.

Harry menerangkan, kartu kombo KKS mempunyai banyak keunggulan dalam penyaluran bantuan sosial. Pertama, memiliki fitur keuangan dan fitur tabungan, sehingga dapat digunakan untuk penarikan tunai bansos PKH dan transaksi pembelian barang seperti beras, gula, LPG, dan lain-lain.

Keunggulan lainnya, produk KKS merupakan produk perbankan Laku Pandai atau LKD. Dengan demikian sistem penyaluran bansos dikendalikan dan dimonitor oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia secara bersama-sama.

Bantuan Korban Banjir Mojokerto

Baca Juga: Mensos: Tidak Cuma Dibaca, Al-Quran Juga Harus Diamalkan

Sementara itu, di Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto Mensos menyerahkan bantuan sosial bagi korban banjir senilai Rp225 juta. Bantuan terdiri dari permakanan, peralatan evakuasi, sandang, dan paket keluarga. Khofifah juga memberikan satu unit mobil dapur umum lapangan (Dumlap) senilai Rp462 juta.

"Dumlap ini sangat berguna dalam mendukung kebutuhan logistik pengungsi dan relawan saat terjadi bencana. Semoga bisa bermanfaat," harap Khofifah.

Diterangkan, mobil dapur umum lapangan dilengkapi dengan berbagai peralatan pendukung di dapur umum. Seperti tabung gas, kompor dan peralatan memasak lain. Selain itu kendaraan ini juga dilengkapi dengan berbagai pengaman seperti pemadam api dan pengaman lain untuk mendukung kelancaran operasional.

Menanggapi banjir yang terjadi, Khofifah mengatakan solusi yang dapat dilakukan untuk adalah normalisasi sungai, mitigasi berupa penanaman pohon di hulu, serta peringatan dini tentang potensi hujan untuk mengurangi risiko ketika banjir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI