SIMGroup Apresiasi Jokowi Jadikan Industri Outsourcing Unggulan

Adhitya Himawan Suara.Com
Jum'at, 31 Maret 2017 | 06:00 WIB
SIMGroup Apresiasi Jokowi Jadikan Industri Outsourcing Unggulan
Perusahaan alih daya (outsourcing). [Dok SIMGroup]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kabar gembira bagi perusahaan alih daya (outsourcing) dalam negeri. Pasalnya, Presiden Joko Widodo menekankan industri jasa termasuk outsourcing sebagai salah satu program unggulan RI yang harus dibangun dan dikembangkan lebih luas di tahun ini.

“Kami sangat menyambut baik kebijakan Presiden Jokowi untuk menjadikan industri jasa outsourcing sebagai salah satu bisnis unggulan yang harus dikembangkan tahun ini. Mengingat, jumlah angkatan kerja yang kian bertambah dari tahun ke tahun,” papar Direktur SIMGroup, Anta Ginting, di Jakarta, Jumat (30/3/2017).

Anta menyebutkan, menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah angkatan kerja di Indonesia tahun 2016 telah mencapai angka 127,8 juta jiwa, sementara jumlah pengangguran tercatat sebesar 7,0 juta jiwa. Kendati demikian, Anta mengakui jumlah pengangguran di dalam negeri menunjukan penurunan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun.

Baca Juga: Pelaku Usaha Outsourcing Siap Ikut Aturan Main Pemerintah

“Tidak bisa kita pungkiri bahwa penurunan jumlah pengangguran di dalam negeri juga difaktori oleh kehadiran outsourcing, dimana kami membantu para fresh graduate dalam mencari pekerjan, selain itu mereka juga mendapatkan pelatihan kerja secara insentif sebelum disalurkan ke perusahaan rekanan,” ujar Anta yang juga merupakan fungsionaris Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) tersebut.

SIMGroup sendiri, dikatakannya selalu menjalankan sistem outsourcing yang berlaku sesuai dengan Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan. Untuk lebih menyempurnakan kinerjanya, Anta mengaku dalam waktu dekat SIMGroup bersama Asosiasi Bisnis Alih Daya Indonesia (ABADI) akan mengajukan regulasi untuk standard kualifikasi perusahaan, membentuk regulasi persyaratan pengguna perusahaan outsourcing, membuat regulasi standarisasi manajemen fee, dan hal teknis lainnya.

“Semua itu kita lakukan guna memenuhi keinginan pemerintah agar sistem outsourcing di Indonesia berkeadilan bagi karyawan, maupun perusahaan demi meningkatkan kesejahteraan bersama,” imbuh Anta.

Seperti diketahui, SIMGroup yang berada dibawah bendera PT. Swakarya Mandiri telah memiliki lebih dari 1200 karyawan Cell Center yang tersebar di beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan lain sebagainya. Di 2018 ini SIMGroup menargetkan akan menambah 5000 seat untuk calon karyawan yang akan disalurkan ke perusahaan baik di Jakarta, maupun diluar Jakarta.

“Secara berkala, kita selalu melakukan evaluasi dan pembenahan agar kualitas kinerja kami menjadi lebih baik, dan memberikan impact positif bagi kemajuan ekonomi bangsa,” simpul Anta.

Sebelumnya, Jokowi mengungkapkan, selain menyoroti masalah outsourcing, pemerintah tengah fokus menangkap peluang besar dari business process outsourcing (BPO) yang dapat digarap anak muda Indonesia. Bisnis ini dikatakannya sudah sangat berkembang di negara- negara tetangga seperti Filipina yang mampu menggarap hingga 25 miliar Dolar Amerika Serikat (AS) dalam satu tahun.

"Mungkin jangan masuk yang sudah dikuasai Filipina, telemarketing. Kita masuk disain grafis, animasi, aplikasi software. BPO di Indonesia masih sangat menjanjikan sekali,” ujar Jokowi saat membuka rapat kerja nasional XVI Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, di Jakarta beberapa waktu lalu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI