Tiga tahapan pembangunan nasional menuju Visi Indonesia 2045 disampaikan Presiden Joko Widodo saat membuka Rapat Kerja Nasional XVI Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Pembukaan Rakernas tersebut digelar di Ballroom Hotel The Ritz Carlton, Jakarta Selatan, Senin (27/3/2017).
Untuk diketahui, masing-masing dalam ketiga tahapan tersebut terbagi atas sepuluh tahun pelaksanaan. Tahapan pertama yang menjadi fondasi bagi seluruh tahapan yang ada ialah mengenai pembangunan infrastruktur.
"Yang pertama, sebagai fondasi, kita akan bangun infrastruktur. Ini sangat penting sekali," ujar Presiden.
Baca Juga: Jokowi Minta Pengusaha Muda Bantu Atasi Kesenjangan Ekonomi
Pembangunan infrastruktur menjadi program andalan pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Sebab, dengan pembangunan infrastruktur ini, Indonesia hendak meningkatkan daya saingnya.
"Tahapan pertama pembangunan infrastruktur ini betul-betul harus fokus dan kita selesaikan. Dengan inilah kita bisa memperkuat daya saing kita. Biaya logistik dan transportasi akan jauh lebih murah sehingga nantinya harga-harga juga bisa bersaing dengan produk-produk dari luar," ungkapnya.
Sejumlah proyek pembangunan tengah dikerjakan oleh pemerintah hingga kini. Sebut saja pembangunan infrastruktur yang berkaitan dengan ketenagalistrikan, jalan tol, bandara, dan juga pelabuhan terus dikebut oleh pemerintah.
"Pelabuhan kita kerjakan tiga 'shift'. Di Kuala Tanjung, Makassar New Port, Tanjung Priok, dan tahun ini akan kita mulai di Sorong. Karena tanpa itu jangan berharap kita bisa bersaing di era keterbukaan yang tidak bisa kita hambat lagi," Jokowi menambahkan.
Namun, Presiden Joko Widodo turut berpesan agar pembangunan yang dilakukan juga menyentuh sumber daya manusianya. Tahun 2030 hingga 2035 kelak, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi di mana Indonesia akan lebih banyak ditopang oleh 52 persen penduduk dengan usia produktif. Inilah yang harus dimanfaatkan oleh Indonesia agar dapat bersaing dengan negara lainnya.
"Kalau pembangunan SDM bisa kita kerjakan, itu akan jadi sebuah kekuatan besar kita. Tetapi kalau kita gagal melaksanakan pembangunan SDM, akan menjadi beban negara yang sangat besar. Oleh sebab itu saya mengingatkan, siapapun nanti pemimpinnya, yang namanya pembangunan SDM menjadi kunci dalam rangka menghantarkan kita kepada Indonesia emas di 2045," ucapnya.