Menteri Susi Minta Nelayan Baubau Bentuk Koperasi

Kamis, 23 Maret 2017 | 14:38 WIB
Menteri Susi Minta Nelayan Baubau Bentuk Koperasi
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di Baubau, Sulawesi Tenggara. [Dok KKP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dalam rangkaian kunjungan kerja ke Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyempatkan diri menyapa dan berdialog langsung dengan masyarakat pembudidaya rumput laut dan mutiara di Kecamatan Palabusa. Temu dialog ini menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk menyampaikan keluh kesahnya terutama terkait permasalahan serta kesulitan yang dihadapi dalam menjalankan usaha budidaya.

Permasalahan yang diutarakan terutama berkaitan dengan kualitas bibit rumput laut yang rendah, sulitnya akses pasar, harga jual yang rendah, hingga kurangnya armada kapal untuk menanam atau mengangkut hasil panen. Hal senada juga dikeluhkan pembudidaya kerang mutiara, mereka menginginkan adanya tambahan armada kapal katinting (dibawah 3 GT) sebagai sarana penunjang.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Susi mengimbau pembudidaya dan nelayan untuk membangun koperasi agar bantuan pemerintah dapat dipertanggungjawabkan dan tepat sasaran. "Bapak dan Ibu buatlah koperasi, supaya kita (KKP) bisa bantu. Pemerintah ingin memberikan bantuan yang tepat sasaran, karena KUB (Kelompok Usaha Bersama) pertanggungjawabannya sulit," ungkap Susi dalam dialog dengan masyarakat di Kecamatan Palabusa, Kota Baubau, Rabu (22/3/2017).

Baca Juga: Susi Minta Nelayan Buton Tak Lagi Gunakan Bom Ikan

Menteri Susi memastikan agar nantinya setelah bantuan diberikan, koperasi dapat dijalankan dengan baik. Koperasi juga harus betul-betul beranggotakan pembudidaya/nelayan, pengurusnya dapat berasal dari anak muda setempat lulusan SMA, serta pejabat daerah sebagai pembinanya. "Nanti dapat bantuan harus dipakai rame-rame, hasilnya juga. Kalau berjalan bagus, rukun, nanti bisa ditambah lagi (bantuannya)," jelasnya.

Terkait permasalahan harga dan akses pasar, Menteri Susi menyarankan agar ada kesepakatan harga yang baik antara pembudidaya rumput laut dan tengkulak. Untuk mendongkrak harga, rumput laut bisa dijual sekaligus dalam jumlah besar dengan sistem lelang dan pemerintah akan membantu mendatangkan pembelinya dari luar kota. "Koperasi yang menentukan jadwal lelangnya, bisa sebulan dua kali," ujar Susi.

Adapun untuk kebutuhan bibit rumput laut, KKP bersama Dinas Kelautan dan Perikanan setempat akan mendatangkan bibit berkualitas baik dari daerah lain serta membangun pusat pembibitan rumput laut di Baubau. Terakhir, melihat banyaknya sampah di sekitar perairan yang menjadi lokasi budidaya, Menteri Susi mengimbau agar tidak membuang sampah plastik ke laut. "Tidak boleh buang sampah dilaut, kualitas mutiara jadi jelek," tegasnya.

Sebelum berdialog dengan masyarakat Palabusa, pada pagi harinya Menteri Susi juga meninjau langsung Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Wameo. Ia menyampaikan hal yang sama kepada nelayan yang berada di lokasi peninjauan, yakni membuat koperasi dan mengimbau untuk tidak lagi menangkap ikan menggunakan bahan peledak (bom ikan) dan pottasium karena dapat merusak ekosistem terumbu karang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI