Maskapai berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Garuda Indonesia (persero) Tbk, berikut anak perusahaannya berhasil mempertahankan kinerja positif sepanjang tahun 2016 dengan mencatatkan laba bersih sebesar 9,36 juta dolar AS atau setara Rp124,5 miliar (kurs Rp13.300 per dolar AS) hingga akhir tahun dan mengangkut 35 juta penumpang baik Garuda Indonesia dan Citilink Indonesia.
Pencapaian positif tersebut mengemuka dalam paparan kinerja perusahaan secara grup dalamanalyst meeting yang berlangsung di Kantor Pusat Garuda Indonesia di Cengkareng, Jakarta, Rabu (22/3/2017) yang diikuti direksi Garuda Indonesia dan segenap direksi anak perusahaan. Adapun anak perusahan Garuda Indonesia yang hadir adalah direksi Citilink Indonesia, Garuda Maintenance Facility (GMF-Aeroasia), Aerowisata, Sabre, Asyst dan Gapura.
“Seperti kita ketahui tren pertumbuhan industri penerbangan di dunia khususnya Asia Pasifik mengalami tekanan sejak lima tahun terakhir, mulai dari perlambatan ekonomi global hingga mempengaruhi daya beli masyarakat, namun Garuda Indonesia grup masih tetap bisa mempertahankan kinerja positifnya,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia M. Arif Wibowo kepada wartawan pada kesempatan tersebut.
Baca Juga: Garuda Indonesia Raup Rp380 Miliar di Ajang GATF 2017
Mengacu kepada kajian kinerja industri penerbangan Asia Pasific yang dipublikasikan Bloomberg, passenger yield industri penerbangan Asia Pasifik dalam lima tahun terakhir mengalami tren penurunan yang cukup signifikan, dari USC 9,6 per km pada tahun 2012 menjadi USC 6,2 per km di tahun 2016. Namun demikian, traffic penumpang tercatat menunjukan tren peningkatan dari 511,6 juta penumpang tahun 2012 menjadi 632,8 juta penumpang di tahun 2016.
“Kajian tersebut menunjukkan industri penerbangan di kawasan Asia Pasifik meski meningkat dalamtraffic penumpang, namun mengalami penurunanyield karena sebagian besar maskapai turut melakukan eskpansi dalam strategi pengembangan bisnisnya,” katanya.
Melalui strategi bisnis jangka panjang “Sky Beyond”, Garuda Indonesia group mampu mempertahankan profitabilitas perusahaan melalui berbagai kebijakan, mulai dari program efisiensi perusahaan yang proporsional, konsolidasi kapasitas produksi, hingga penguatan lini servis dan operasional perusahaan. Selain itu, perusahaan juga terus bertumbuh secara ekspansif dengan menjaga margin yang positif dan mencatat total pendapatan konsolidasi sebesar 3,86 miliar dolar AS.