Suara.com - Saat sudah gajian, banyak orang yang mulai memanjakan dirinya dengan berbagai kegiatan kecantikan seperti pergi ke salon untuk mani-pedi, massage, dan lain sebagainya. Ada juga orang yang memilih untuk menikmati gaji yang diterima dengan pergi hangout di kafe mahal bersama dengan teman-temannya atau pergi berlibur entah itu di dalam negeri atau pergi ke luar negeri.
Menghabiskan uang untuk memanjakan diri bukanlah hal yang buruk yang harus dibasmi atau bahkan dihilangkan dalam diri seseorang. Namun alangkah baiknya jika Anda yang sudah bekerja dan berpenghasilan mengelola gaji yang diterima setiap saat. Tidak ada salahnya sebagian uang tersebut ditabung untuk mengantisipasi kejadian yang tak terduga yang bisa terjadi setiap saat seperti sakit dan sebagainya.
Tabungan yang dimiliki juga terkadang berfungsi jika Anda dihadapkan pada situasi cuti. Saat mengambil cuti di kantor, tentu saja Anda tidak akan menerima gaji bulanan selama masa cuti. Ada beberapa alasan yang terkadang membuat seseorang harus cuti dalam waktu yang lama, seperti pergi berlibur ke luar negeri, melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, menjaga keluarga yang sakit, mengikut suami yang bekerja di luar kota dan masih banyak lagi.
Mengambil cuti adalah hal yang paling klise dalam hidup. Sebab Anda dihadapkan pada situasi tidak menerima gaji sepeser pun namun biaya yang dikeluarkan tetap mengalir seperti biasanya. Untuk menghadapi hal ini, ada beberapa cara yang bisa dilakukan sebelum unpaid leave terjadi dalam hidup Anda di antaranya:
Memanfaatkan Dana Darurat
Sebelum mengajukan unpaid leave atau cuti secara mendadak, bekali diri terlebih dahulu dengan dana darurat. Hitunglah apakah dana darurat yang dimiliki cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran Anda. Dana darurat ideal yang harus terkumpul berkisar antara 6 hingga 12 kali gaji yang diterima per bulan. Jika pengeluaran rutin Anda per bulan sekitar Rp4 juta, Anda disarankan untuk memiliki dana darurat Rp24 juta.
Lakukan pengelolaan yang bijak dengan dana darurat yang dimiliki. Hindari untuk mengeluarkan dana darurat dalam jumlah yang sangat besar, kecuali jumlah tersebut memang sangat dibutuhkan dalam kondisi yang mendadak.
Mengevaluasi Pengeluaran
Apabila semua pengeluaran keluarga bergantung pada gaji bulanan yang diterima, coba lakukan evaluasi dan sesuaikan dengan keadaan yang terjadi saat ini. Jika Anda dan keluarga hanya bergantung hanya pada gaji suami, pasti akan ada saat dimana pengeluaran bulanan mengalami kenaikan atau penurunan. Itu semua bergantung pada besarnya gaji yang diterima per bulannya ditambah dengan bonus.
Untuk dapat memperkecil pengeluaran dan menambah tabungan dana darurat, Anda selaku ibu rumah tangga sebaiknya melakukan evaluasi terhadap semua pengeluaran dalam keluarga. Baik itu dalam jumlah besar maupun kecil. Apapun jenis pengeluarannya, harus dicatat secara detail. Tujuannya agar bisa mengetahui apakah uang yang dihabiskan benar-benar digunakan untuk kebutuhan yang penting atau tidak. Jika merasa kebutuhan tersebut bisa dilewatkan, mengapa tidak coba untuk melewatkannya saja untuk meminimalkan pengeluaran.
Membatasi Diri
Membatasi diri yang dimaksudkan adalah Anda harus bisa menahan hasrat dalam diri untuk tidak berbelanja banyak dan menghabiskan uang dalam jumlah yag besar hanya untuk berfoya-foya. Jika sudah terbiasa dengan hidup yang “loyal” atau “konsumtif”, mulai dari sekarang cobalah untuk menguranginya. Hal ini bertujuan agar Anda tidak terkejut saat terjadi perubahan gaya hidup ketika masa unpaid leave tiba.
Sebaiknya porsi dana yang digunakan untuk berfoya-foya dikumpulkan untuk menambah investasi atau tabungan sebagai bekal saat berada dalam masa unpaid leave.