Asian Development Bank (ADB) telah berkomitmen memberikan pinjaman sejumlah 2 miliar dollar AS per tahun kepada Indonesia dalam jangka waktu lima tahun.
Anggaran ini dikucurkan sejak tahun 2015 lalu dan akan berlanjut hingga 2019 mendatang atau setara 10 miliar dollar AS atau sekitar Rp 133 triliun (kurs Rp 13.300/Dollar AS dari 2014-2019.
Deputy Country Director ADB Sona Shrestha menjelaskan, pinjaman yang diberikan ADB kepada Indonesia itu dengan tujuan membantu Indonesia untuk membangun infrastruktur di Indonesia.
"Meliputi sektor energi, pengembangan kawasan, proyek irigasi, dan waduk," kata Sona dalam acara Meeting Asia's Infrastructure Needs di Ballroom Grand Hyatt Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (21/3/2017).
Baca Juga: AIIB dan ADB Teken Nota Kesepahaman
Ditempat yang sama, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas Wismana Adi Suryabrata menjelaskan, pinjaman yang diberikan ADB ini bisa berupa hibah, loan, atau direct lending (pinjaman langsung).
"Misalnya, PLN langsung pinjam, bentuknya macam-macam," katanya.
Ia mengatakan, pinjaman ADB ini sangat membantu pemerintah dalam pembangunan infrastruktur. Pasalnya, Indonesia membutuhkan dana yang begitu besar dalam membangun proyek infrastruktur di berbagai daerah.
"Perlu sekitar 73 miliar dollar AS per tahun. Nah yang bisa disediakan pemerintah tidak semuanya, sisanya dari mana? BUMN. Misalnya PMN, capital expenditure kan bisa hasilkan pinjaman 30 persen PMN dan 70 persen pinjaman, 41 persen pemerintah 22 persen BUMN dan sisanya dari swasta," ungkapnya.