Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan bahwa kewirausahaan dan ekonomi kreatif sudah menjadi salah satu dari 10 sektor utama di Indonesia. Pada tahun 2013, sektor ini berkontribusi 7,05 persen pada GDP nasional dan diprediksi akan meningkat hingga 12 persen pada tahun 2019.
“Tapi, kita juga tidak bisa menutup mata bahwa entrepreneur di Indonesia khususnya di industri kreatif masih menghadapai berbagai tantangan dalam mengakselerasi bisnisnya. Beberapa tantangan tersebut di antaranya sulitnya mengakses permodalan, rendahnya kepercayaan investor, keterbatasan manajemen yang berkualitas, minimnya role model serta kurangnya akses terhadap network,” jelas Triawan dalam keterangan resmi, Jumat (17/3/2017).
“Kami yakin program yang membuka akses ke mentorship dan networking seperti Scale-Up Asia yang diselenggarakan oleh Endeavor ini akan membantu pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia,” sambungnya.
Baca Juga: 10 Tahun Terakhir, Entrepreneur Indonesia Bertambah 4 Juta Orang
Di tahun 2016 lalu Bekraf menggagas program BEKUP (BEKRAF for Pre-Startup) yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah startup berkualitas di Indonesia. Program tersebut membekali calon pendiri startup dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan sehingga dapat meminimalisir kegagalan.
"Kami melihat program Scale-Up Asia yang diselengggarakan oleh Endeavor ini sebagai bentuk kelanjutan dari program BEKUP, dimana startup tidak hanya dibekali agar dapat mendirikan dan mempertahankan bisnis yang berkualitas, tetapi juga difasilitasi agar dapat mengembangkan bisnisnya ke tingkat yang lebih lanjut sehingga memberikan dampak ekonomi yang lebih besar dan menjadi inspirasi yang berkontribusi mencipatakan iklim kewirausahaan yang sehat. Karena alasan tersebut, Bekraf mendukung dan ikut berpartisipasi dalam program Scale-Up Asia ini,” tambah Triawan.
Lebih dari 50 pemimpin bisnis, entrepreneur, dan praktisi bergabung sebagai mentor dalam jaringan Endeavor Indonesia. Mereka memiliki keahlian dan pengalaman mendalam di bidangnya masing-masing, seperti Husodo Angkosubroto (Pimpinan PT. Gunung Sewu Kencana), Suzy Hutomo (Pimpinan The Body Shop Indonesia) dan Martin Gil (Presiden Direktur Coca Cola Indonesia). Sementara itu, Selain Achmad Zaky, beberapa entrepreneur yang telah menjadi Endeavor Entrepreneur adalah Niki Luhur (Kartuku), Aldi Haryopratomo (RUMA - Rekan Usaha Mikro Anda), Arief Widhiyasa (CEO Agate Studio), Anton Wirjono (CEO The Goods Dept), Gibran Huzaifah (CEO eFishery), Odi Anindito (Managing Director Coffee Toffee), dan Hanifa Ambadar (CEO dan pendiri Female Daily Network).
Scale-Up Asia 2017 dibuka pada Rabu (15/3/2017) di Jakarta. Ajang ini didukung oleh Maybank Indonesia- salah satu bank swasta terkemuka sebagai sponsor utama. Maybank melihat kesamaan tujuan acara dengan misi mereka untuk mendukung ekosistem kewirausahaan di Indonesia.
“Misi kami untuk humanizing financial services memiliki makna bahwa kami akan selalu berada di tengah-tengah komunitas, memberdayakan masyarakat melalui pembekalan jasa keuangan termasuk kepada entrepreneur. Maybank dan Endeavor memiliki tujuan yang sejalan dalam memberdayakan entrepreneur. Inilah yang menjadi alasan utama kami kembali berkolaborasi dengan Endeavor mendukung acara Scale-Up Asia ini,” kata Taswin Zakaria, Presiden dan CEO Maybank Indonesia. Scale-Up Asia juga didukung oleh Fabelio, Dattabot dan GnB Accelerator.