Konsorsium BUMN Tambang Diminta Bangun Smelter Sendiri

Adhitya Himawan Suara.Com
Sabtu, 18 Maret 2017 | 16:37 WIB
Konsorsium BUMN Tambang Diminta Bangun Smelter Sendiri
Smelter alumina yang dibangun Investor Cina di Ketapang, Kalimantan Barat [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Direktur Eksekutif Center off Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman kembali mengingatkan pemerintah untuk segera menentukan sikap atas polemik status kontrak karya PT Freeport Indonesia. Ia menegaskan, pemerintah sebaiknya membangun smelter secara mandiri, ketimbang harus menunggu itikad baik dari Freeport.

Menurut Yusri, modal pembangunan smelter bisa dihimpun dari konsorsium BUMN Tambang dan dana pensiunan dengan perkiraan dana pembuatan sekitar 2,5 miliar Dolar Amerika Serikat (AS).

"Kenapa muncul ide ini, saya melihat ini adalah langkah yang paling mungkin untuk menjaga lebih besar lagi kerugian bagi bangsa kita. Jadi kita tidak selalu ribut lagi sama Freeport dan PT Aman Mineral Sumbawa ( ex Newmont ) dia mau bangun atau tidak , tetapi semua hasil tambang berupa konsentrat atau bulion emas masuk smelter kita," kata Yusri dalam keterangan resmi, Jumat (17/3/2017).

Dengan dibangunnya smelter, maka hasil tambang dari perusahaan tambang asing dan nasional yang tidak mempunyai smelter juga bisa masuk dan diolah oleh smelter yang dimiliki BUMN. “Pendapatan negara akan bertambah serta menguntungkan industri dalam negeri yang memberikan efek berganda bagi pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya.

Baca Juga: Belum Dapat Izin Ekspor, Freeport Rumahkan 3.340 Buruh

Keuntungan lainnya, sambung Yusri, smelter milik negara tersebut akan menguak berapa sebenarnya hasil kandungan mineral berharga yang ditambang oleh Freeport, Newmont maupun perusahaan tambang asing lainnya. Sebab diduga kuat, perusahaan tambang seperti Freeport selama ini kerap menyembunyikan jumlah sebenarnya kandungan emas , perak , tembaga dan mineral berharga lainnya yang telah digali hampir 50 tahun dengan dalih tidak bisa membangun smelter karena alasan ekonomis dan bukan bidang keahlian mereka.

"Jangan kita sudah hilang di hulu, kemudian di hilir juga hilang peluang pendapatan bagi negara . Kalau kita tunggu mereka akan bangun smelter, maka saya yakin tidak akan pernah akan dibangun dan ini semua akan membuka berapa sih prosentasi emas, perak dan tembaga dan minerla berharga lainnya dari setiap ton konsentrat yang dihasilkan dari bumi kita baik dari Freeport maupun maupun tambang lain," tegas Yusri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI