PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) hari ini, Jumat (17/3/2017) menandatangani 16 proyek kelistrikan. Proyek tersebut terdiri dari 1.825,5 Megawatt pembangkit yang merupakan bagian dari program 35 ribu MW dengan skema Engineering, Procurement, Construction dan proyek transmisi 500 kilo Volt sepanjang 928 kilometer sirkit di Jalur Utara Jawa.
Total nilai proyek tersebut sebesar Rp21 triliun. "Proyek yang ditandatangi 16 proyek nilai investasi pembangkit sebesar Rp13 triliun (belum termasuk PLTD), nilai investasi transmisi sebesar Rp2,1 triliun, dan biaya long term service agreement (LTSA) untuk 5 tahun senilai Rp6 triliun," tutur Direktur Utama PLN Sofyan Basir di Kantor Pusat PLN, Jakarta Selatan, Jumat (17/3/2017).
Sofyan menjelaskan, penandatanganan proyek tersebut sebagai upaya dari pemerintah untuk memenuhi kekurangan pasokan daya di daerah. Khususnya dengan menggantikan pembangkit BBM eksisting yang tidak efisien.
Baca Juga: BCA Bergabung di Proyek Kredit Sindikasi PLN Rp12 Triliun
"Lalu juga menaikkan rasio elektrifikasi pada daerah yang elektrifikasinya masih tertinggal dan meningkatkan kemampuan pasokan daya untuk daerah perbatasan serta pulau terluar," katanya.
Berikut daftar Proyek yang di tandatangani terdiri dari :
A. Empat kontrak proyek pembangkitan sebesar 927,5 MW :
1. Proyek PLTGU Muara Tawar Blok 2,3 & 4 Add On Project, 650 MW
2. PLTMG Bangkanai (Peaker) Stage-2, 140 MW
3. MPP Paket 7 (Flores, Nabire, Ternate dan Bontang), total 100 MW