Dalam rangka mencapai ketahanan air dan kedaulatan pangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun 2017 memprioritaskan untuk membangun sembilan bendungan baru.
Selain itu, Kementerian PUPR juga tengah membangun jaringan irigasi baru seluas 84.000 hektar, rehabilitasi jaringan irigasi seluas 323.000 hektar, pembangunan 90 embung, pembangunan sarana dan prasarana pengendali banjir sepanjang 154 kilometer, serta pembangunan atau peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan air baku.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa penyediaan sarana dan prasarana air demi ketahanan air dan kedaulatan pangan merupakan tugas memenuhi program prioritas yang diamanahkan kepada Kementerian PUPR.
Baca Juga: Kementerian PUPR Normalisasi Sungai Bengawan Solo dan Kali Pepe
“Puluhan embung sedang dalam proses pembangunan dan akan kita selesaikan tahun ini. Ada embung berukuran besar dan juga puluhan embung kecil,” jelas Basuki dalam keterangan resmi, Rabu (15/3/2017).
Embung merupakan bangunan konservasi air berbentuk kolam untuk menampung air hujan dan air limpahan atau air rembesan sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi kekurangan air ketika musim kemarau. Embung akan menyimpan air di musim hujan dan diharapkan bisa dimanfaatkan saat musim kemarau atau saat kekurangan air. Volume embung maksimal 500 ribu meter kubik dengan kedalaman kurang dari 15 meter.
Sampai dengan tahun 2014, telah dibangun embung sebanyak 1.334 yang tersebar di Indonesia. Sesuai dengan instruksi Presiden, pembangunan embung akan dilanjutkan sebagai upaya pengelolaan air untuk mengurangi kelangkaan air saat musim kemarau. Pembangunan embung terus dilakukan karena dapat memberikan manfaat yang sangat besar dengan biaya pembangunan yang relatif murah jika dibandingkan dengan pembangunan bendungan.
Selama dua tahun terakhir (2015-2016) telah dibangun sebanyak 498 embung dengan anggaran Rp 2,73 triliun, dan untuk tahun 2017 ini akan dibangun lagi sebanyak 90 buah embung baru.
Dengan demikian, sampai dengan akhir 2017, ditargetkan sebanyak 1.922 buah embung dapat terbangun yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia.
Dari 498 embung yang dibangun dalam 2015-2016, beberapa diantaranya memiliki volume cukup besar, antara lain Embung Diponegoro di Jawa Tengah dengan luas tampungan 200.000 meter kubik, Embung Sumba di Sumba dengan luas tampungan 173.000 meter kubik, dan Embung Sarimulyo dengan daya tamping 82.600 meter kubik.
Selain itu, Embung Payung Sekaki di Riau dengan daya tampung 67.550 meter kubik, Embung Merongga dengan daya tampung 50.000 meter kubik dan Embung Anggatoa dengan daya tampung 40.000 meter kubik di Sulawesi Tenggara.
Selain berfungsi sebagai media konservasi air, embung juga bisa menjadi habitat berbagai jenis tumbuhan dan hewan, sebagai pengatur fungsi hidrolis dan penghasil oksigen.
"Ke depan, tidak menutup kemungkinan embung dan potensi embung yang ada dikembangkan menjadi media konservasi air layaknya bendungan atau waduk," tutup Basuki.