Kementerian PUPR Normalisasi Sungai Bengawan Solo dan Kali Pepe

Kamis, 16 Maret 2017 | 13:36 WIB
Kementerian PUPR Normalisasi Sungai Bengawan Solo dan Kali Pepe
Sungai Bengawan Solo di Jawa Tengah. [Dok Kementerian PUPR]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai(BBWS) Bengawan Solo Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) melakukan pembangunan infrastruktur fisik untuk penanganan banjir Kota Solo secara bertahap dan berkesinambungan.

Kota Solo atau Surakarta merupakan dataran rendah dan menjadi pertemuan beberapa sungai, yakni Kali Pepe, Kali Gajah Putih, Kali Anyar, Kali Premulung dan Sungai Bengawan Solo. Beberapa tempat yang sering mengalami kejadian banjir antara lain seputaran Kalurahan Banyuanyar, Kelurahan Sumber, Jalan Slamet Riyadi depan PN Surakarta, Jalan Yosodipuro, Monumen Pers, depan GOR Manahan, Kelurahan Danukusuman dan Tanjunganom.

Kejadian bajir tersebut, selain disebabkan karena cuaca ekstrim dengan curah hujan yang tinggi, juga disebabkan tanggul pada Sungai Bengawan Solo yang melindungi Kota Surakarta dengan periode ulang 10 tahunan atau Q10 (1550 m3/dt) dan juga terdapat beberapa titik lokasi yang belum bertanggul. Kondisi tersebut diperparah dengan kondisi jaringan drainase perkotaan, baik saluran drainase, pintu air, maupun kondisi pompa banjir yang dinilai sudah tidak memadai dan tidak berfungsi secara lebih optimal, sehingga apabila muka air Sungai Bengawan Solo tinggi, akan terjadi back water melalui saluran drainase tersebut.

 

Baca Juga: Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo akan Dibubarkan

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan dalam penanggulangan banjir, disamping pembangunan infrastruktur fisik, juga diperlukan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan tidak membuang sampah ke sungai. "Selain itu, khusus untuk penanganan banjir di Kota Solo harus dilakukan secara terpadu dari hulu hingga hilir yang sudah dimulai sejak 2016," kata Basuki dalam keterangan tertulis, Selasa (14/3/2017).

Pekerjaan tersebut dibagi menjadi tiga pekerjaan konstruksi dengan dana berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) senilai Rp 542,81 miliar dengan kontrak multiyears (2016-2018).

Pekerjaan pertama dilakukan dengan melakukan perkuatan tebing dan normalisasi Kali Pepe Hilir mulai dari Bendung Tirtonadi sampai dengan Pintu Air Demangan (Hilir) untuk mempertahankan kapasitas tampung sungai. Pekerjaan yang dilaksanakan melintasi 13 kelurahan di tiga kecamatan di Kota Surakarta.

Pekerjaan kedua merupakan penanganan Sungai Bengawan Solo dengan meninggikan tanggul dan/atau parapet yang sudah ada, serta membangun parapet dilokasi yang belum ada. Selain itu juga dilakukan perbaikan dan/atau pemasangan pompa pengendali banjir di beberapa lokasi. Lokasi yang ditangani adalah dari Jembatan Mojo – Demangan, Pucangsawit, dan di Kawasan Taman Satwa Taru Jurug.

Pekerjaan Ketiga adalah pengendalian banjir di Kali Pepe Hulu dengan melakukan rehabilitasi/ penggantian Bendung Karet Tirtonadi, normalisasi dan perkuatan tebing-tebing kali yang kritis dan pemasangan pintu air dan pompa pengendali banjir. Dalam melakukan rehabilitasi Bendung Karet Tirtonadi diperlukan relokasi warga yang tingga di bantaran sungai sebanyak kurang lebih 300 Kepala Keluarga (KK) dimana 125 KK di sisi kiri dan 175 KK di sisi kanan. Lokasi pekerjaan dari Terminal Tirtonadi dan ke arah hulu dari Bendung Karet Tirtonadi hingga Jembatan Sarsono.

Terkait relokasi warga yang terdampak, Kementerian PUPR bersama Pemerintah Kota Surakarta membangun rumah susun sewa, dimana saat ini sudah dibangun 1 tower Rusun dari total rencana pembangunan sebanyak 6 tower Rusun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI