Nama Elia Massa Manik mencuat sebagai salah satu kandidat kuat Direktur Utama PT Pertamina yang baru. Namun belum terlalu banyak masyarakat awam yang mengenal sosok Elia. Siapakah sebenarnya Elia Massa Manik?
Elia mengawali karier manajerial pada PT Indofood Sukses Makmur, berlanjut menjadi Chief Executive Officer (CEO) PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia, lalu diangkat menjadi Presiden Direktur di PT Elnusa, perusahaan afiliasi Pertamina. Elnusa merupakan perusahaan nasional yang bergerak di bidang jasa minyak dan gas bumi antara lain : Jasa Seismic, Pengeboran dan Pengelolaan Lapangan Minyak.
Karier Elia mulai mencorong ketika menjadi Direktur Utama PT Elnusa Tbk, yang dijabat pada 2011-2014. Elia berhasil menyelamatkan Elnusa, dari posisi merugi sekitar Rp42,775 miliar pada 2011 hingga mencapai profit sebesar Rp123,6 miliar pada 2012. Laba tersebut terus meningkat hingga mencapai Rp178,2 miliar pada semester pertama 2014, di akhir jabatan Elia. Kinerja cemerlang itu menjadi pertimbangan untuk mengangkat Elia sebagai Presiden Direktur induk holding BUMN Perkebunan PT Perkebunan Nusantara (PTPN).
"Berdasarkan perjalanan kariernya yang cemerlang, tidak diragukan lagi bahwa Elia memenuhi kriteria professional, termasuk professional di bidang Migas. Pengalaman sebagai pimpinan puncak holding BUMN Perkebunan akan sangat bermafaat bagi Pertamina, pada saat Pertamina ditetapkan sebagai holding Migas," kata Pengamat Ekonomi Energi UGM, Fahmy Radhi, dalam keterangan resmi, Kamis (16/3/2017).
Baca Juga: Pengamat: Elia Massa Manik Pantas Jadi Dirut Pertamina
Selama perjalanan karier sebagai managerial professional, Elia tercatat tak pernah tersandung kasus melakukan perbuatan tercela, yang melanggar hukum. Elia juga tercatat tidak pernah dipanggil oleh Bareskrim Polri, Kejaksaan Agung dan KPK atas indikasi pelanggaran tindak pidana korupsi, baik sebagai saksi maupun sebagai terdakwa.
"Dengan indikator itu, tidak berlebihan dikatakan bahwa Elia memenuhi kriteria integritas, yang menjadi syarat bagi Dirut Pertamina,"ujar Fahmy.
Fahmy menegaskan bahwa selama menjabat Dirut Elnusa dan holding BUMN Perkebunan, Elia memang harus berhubungan dengan Menteri BUMN, termasuk berhubungan dengan Rini Soemarno. Namun, hubungan itu merupakan hubungan professional antara eksekutif BUMN dengan Menteri BUMN. Hubungan professional itu berbeda dengan hubungan antara Menteri BUMN, baik dengan Deputi, maupun staf khusus Menteri BUMN. Dengan demikian, Elia termasuk memenuhi kriteria independen, sehingga pada saat menjabat Dirut Pertamina mestinya tidak dapat dikendalikan baik oleh Menteri BUMN, maupun oleh kelompok kepentingan, termasuk Mafia Migas.
Pilihan Presiden Joko Widodo menunjuk Elia Massa Manik dinilai sudah sangat tepat lantaran Elia memenuhi tiga kriteria, professional di bidangnya, integritas dan independen. Pengalaman sebagai pimpinan holding BUMN Perkebunan juga akan memberikan benefit bagi Pertamina yang saat ini sedang dipersiapkan menjadi induk holding BUMN Migas.
"Selain itu, Elisa, yang bukan bagian masalah perkubuan, akan lebih mudah untuk mengakhiri sengkarut kepemimpinan di tubuh Pertamina," tutup Fahmy.