Khofifah Apresiasi Jurus Walikota Solok Atasi Kemiskinan

Adhitya Himawan Suara.Com
Sabtu, 11 Maret 2017 | 08:00 WIB
Khofifah Apresiasi Jurus Walikota Solok Atasi Kemiskinan
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat mengunjungi Kota Solok, Sumatera Barat. [Dok Kementerian Sosial]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi positif langkah terobosan Walikota Solok Zul Elfian dalam percepatan penanggulangan kemiskinan dengan memberikan insentif khusus bagi Keluarga Penerima Program Keluarga Harapan (PKH) di wilayahnya.

"Sepanjang saya keliling Indonesia memantau pencairan dan pelaksanaan PKH, baru kali ini saya mendapatkan komitmen dari pemimpin daerah yang begitu besar dalam intervensi dan integrasi berbagai bantuan sosial, integrasi dengan badan amil zakat, dermawan serta philantrophy yang akan menjadi bapak atau ibu asuh keluarga penerima manfaat PKH," kata Mensos saat memantau proses pencairan bantuan sosial PKH Non Tunai bersama BRI di Kota Solok, Sumatera Barat, Jumat (10/3/2017).

Khofifah mengatakan Walikota Solok Zul Elfian merumuskan dua langkah dalam upaya percepatan penanggulangan kemiskinan. Pertama, menyalurkan sebagian dana Badan Amil Zakat kepada penerima PKH sebesar Rp900.000 per tahun untuk setiap KPM. Kedua, memberikan apresiasi kepada anggota penerima PKH yang mau berhenti merokok berupa insentif sebesar Rp750.000 per tahun untuk setiap KPM.

Baca Juga: Kemensos akan Bangun Hunian Tetap untuk Suku Anak Dalam

"Jadi tadi sudah ada koordinasi bahwa badan amil zakat akan mentransfer sebagian dananya kepada penerima PKH karena sesungguhnya mereka termasuk katagori mustahik atau orang yang berhak menerima zakat," kata Mensos.

Khofifah mengatakan pemberian insentif semacam ini sangat efektif dalam mengurangi beban ekonomi keluarga penerima PKH. Pada akhirnya terjadi proses pengentasan kemiskinan akan lebih cepat.

"Ini kali pertama ada komitmen pemimpin daerah memberikan apresiasi kepada anggota keluarga PKH yang berhenti merokok. Saya rasa ini positif. Mengingat pengeluaran keuangan keluarga tidak mampu yang cukup besar selain untuk kebutuhan pangan berupa beras, salah satunya adalah untuk membeli rokok," paparnya.

Sementara itu sesuai hasil koordinasi antara Mensos dengan Walikota Solok, Kementerian Sosial akan menjadikan Kota Solok sebagai Laboratorium Percontohan Program Percepatan Penanganan Fakir Miskin.

Untuk itu, lanjut Khofifah, ia telah meminta Pemkot Solok segera berkoordinasi dengan tim di Kementerian Sosial untuk membahas dengan serius model intervensi dan integrasi beragam bansos ini. Mulai integrasi data, sistem layanan dan rujukannya serta komplementaritasnya sehingga dapat dirurumuskan kemungkinan formula ini dapat pula diterapkan di daerah lain.

"Saya optimistis model yang telah diterapkan di Solok ini akan sangat membantu masyarakat miskin. Ini sungguh komitmen dan gagasan yang luar biasa," tuturnya bersemangat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI