Mensos Resmikan Kampung Khusus Warga Miskin di Padang

Jum'at, 10 Maret 2017 | 08:03 WIB
Mensos Resmikan Kampung Khusus Warga Miskin di Padang
Peresmian Kampung Kesetiakawanan Sosial Saiyo Sakato di Padang, Sumatera Barat. [Dok Kementerian Sosial]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa meresmikan Kampung Kesetiakawanan Sosial "Saiyo Sakato" di Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Kamis (9/3/2017). Kampung ini menampung 40 Kepala Keluarga dan 152 jiwa yang semula adalah gelandangan dan pengemis.

"Kampung Kesetiakawanan Sosial ini merupakan bagian dari Program Rehabilitasi Sosial gelandangan dan pengemis melalui pengembangan model program Desaku Menanti. Program ini merupakan solusi efektif untuk mewujudkan Indonesia Bebas Anak Jalanan, Gelandangan dan Pengemis ," kata Mensos Khofifah.

Khofifah menjelaskan dengan adanya rumah yang telah dilengkapi listrik, air bersih, bantuan isi rumah, bantuan usaha, serta pelatihan yang memadai maka gelandangan dan pengemis dapat tinggal di tempat yang layak dan dapat memulai usaha baru. Sementara bagi anak-anak yang sebelumnya tinggal di kolong jembatan atau jalanan kini mereka sekeluarga bisa tinggal di rumah dan kembali ke sekolah.

 

Baca Juga: Jaminan Hidup di Garut Kisruh, Kemensos Minta Pendataan Ulang

Tahap selanjutnya, kata Mensos, adalah melengkapi administrasi kependudukan bagi tiap keluarga baik Kartu Tanda Penduduk maupun Kartu Keluarga. Dengan memiliki identitas kependudukan diharapkan mereka segera dapat didaftarkan sebagai penerima Program Perlindungan Sosial dari pemerintah, baik itu Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), atau bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH), maupun bantuan pangan Beras Sejahtera (Rastra).

"Dengan intervensi yang menyeluruh ini diharapkan kualitas hidup mereka semakin baik, perlahan tapi pasti kondisi ekonomi mereka semakin meningkat dan pada akhirnya mereka tidak akan kembali ke jalanan lagi," harap Mensos.

Program Rehabilitasi Sosial gelandangan dan pengemis melalui Program Desaku Menanti merupakan upaya untuk mengembalikan keberfungsian sosial mereka sehingga mampu melakukan perubahan mendasar yakni kebiasaan meminta-minta menjadi lebih mandiri dalam bekerja dan berusaha.

Desaku Menanti melibatkan enam unsur sekaligus yaitu Kemensos sebagai leading sector, bersama pemerintah provinsi, pemerintah kota, lembaga swadaya masyarakat, gelandangan dan pengemis, serta partisipasi masyarakat.

Progam ini pertama kali diluncurkan pada 2014 di Pasuruan. Tahun berikutnya diluncurkan di Yogyakarta dan Malang. Menyusul Padang dan pada 2017 ini Kemensos tengah mempersiapkan di Jeneponto Sulawesi Selatan.

"Di Pasuruan mereka sudah bekerja, usahanya sudah membuahkan hasil. Ada yang beternak lele, beternak ayam, membikin dan menjual bakso, serta menjahit. Jadi program ini efektif tidak mengembalikan mereka ke jalan karena mereka sudah memiliki kehidupan yang terhormat, di desa itu mereka punya paguyuban, punya pengajian sudah layak seperti masyarakat biasa," papar Mensos.

Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang, Sonny Manalu mengatakan total bantuan Kementerian Sosial dalam program Desaku Menanti untuk Kota Padang mencapai Rp1,8 miliar. Bantuan tersebut meliputi Bantuan Bimbingan Rehabilitasi Sosial dan Bimbingan Keterampilan total Rp42 juta, Bantuan Jaminan Hidup untuk 152 jiwa selama 3 bulan total Rp342 juta, Bantuan Bahan Baku Rumah untuk 40 KK total Rp1,2 miliar, bantuan peralatan rumah tangga senilai total Rp60 juta, Bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) untuk 40 KK total sebesar Rp200 juta, serta Bantuan Biaya Operasional total sebesar Rp20 juta.

Mensos mengatakan Kementerian Sosial bersama Dinas Sosial di Kabupaten dan Kota di seluruh Indonesia sejak Januari 2015 telah melakukan pemetaan potensi wilayah yang memiliki jumlah gelandangan, pengemis dan anak jalanan tinggi. "Lalu Kemensos bersama dinsos menyusun target dan bersepakat bahwa Desember 2017 dengan melalui berbagai bantuan dan program maka mestinya Indonesia Bebas Anak Jalanan dan Indonesia Bebas Gelandangan dan Pengemis," tambahnya.

Untuk menuju target tersebut di akhir 2017, diakui Mensos tidak mudah jika Kementerian Sosial berjalan sendiri. Gotong royong antara pemda bersama segenap stakeholder perlu terus ditingkatkan. Seperti halnya di Kota Padang dimana pemda bersama-sama BUMN, BUMD, Dharma Wanita Kota Padang, Gerakan Organisasi Wanita.

"Saya atas nama seluruh keluarga besar Kemensos mengucapkan terimakasih atas ikhtiar, kegotongroyongan yang luar biasa yang memberikan seluruh kelengkapan fasilitas untuk warga di Kampung Kesetiakawanan Sosial Saiyo Sakato di Kota Padang ini," demikian Mensos.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI