BKPM Rayu Investor Korsel Berinvestasi di Ekonomi Kreatif

Kamis, 09 Maret 2017 | 08:12 WIB
BKPM Rayu Investor Korsel Berinvestasi di Ekonomi Kreatif
Gedung Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Jalan Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta Selatan, Selasa (7/6/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sektor ekonomi kreatif akan menjadi salah satu unggulan yang ditawarkan oleh pemerintah untuk menarik investasi dari Korea Selatan dalam Indonesia Korea Business Summit pekan depan.  Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bersama salah satu media utama Korea Selatan, Chosunilbo akan menjadi host bersama dalam Indonesia Korea Business Summit di Hotel Shangri-La, Jakarta pada tanggal 14 Maret 2017. Acara tersebut diperkirakan akan dihadiri oleh lebih dari 500 peserta terdiri dari 365 peserta Korea dan 150 peserta dari Indonesia.

Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong menyampaikan bahwa kegiatan Indonesia-Korea Business Summit tersebut merupakan tindak lanjut dari kunjungan Presiden Jokowi ke Korea Selatan pada bulan Mei 2016. “Sektor ekonomi kreatif akan menjadi salah satu sektor yang akan dibahas khusus dalam kegiatan tersebut. Ini penting karena industri ekonomi kreatif Korea Selatan tergolong maju,” ujarnya dalam konferensi pers mengenai Indonesia-Korea Business Summit 2017 di kantor BKPM, Jakarta, Rabu (8/3/2017).

Menurut Thomas, dalam sesi ekonomi kreatif tersebut akan hadir beberapa pembicara utama di antaranya Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), perwakilan perusahaan ekonomi kreatif di Indonesia, kemudian Seoul Center for Creative Economy and Innovation serta perusahaan ekonomi kreatif asal Korea Selatan. ”Kerjasama dalam bidang ekonomi kreatif ini diharapkan dapat menjadi motor dalam meningkatkan investasi Korea Selatan ke Indonesia,” lanjutnya.

Baca Juga: Undang Investor Korea Selatan, Indonesia Jajakan Tiga Sektor Ini

Turut hadir dalam konferensi pers tersebut, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf yang menyampaikan mengenai strategi yang akan dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan ekonomi kreatif asal negeri Ginseng tersebut.

Selain ekonomi kreatif, pemerintah juga mengalokasikan sesi khusus untuk membahas mengenai sektor industri manufaktur, energi, dan pariwisata serta konektifitas transportasi udara. “Industri manufaktur masih menjadi sektor utama investasi dari Korea Selatan di Indonesia. Kontribusi sektor manufaktur mencapai 71 persen, sektor pertambangan 12 persen, listrik, gas dan air 6 persen , serta perdagangan 3 persen, ” ungkapnya.

Dari data BKPM, investasi dari Korea Selatan selama lima tahun terakhir periode 2012-2016 mencapai 7,5 miliar Dolar Amerika Serikat (AS) terdiri dari 7.607 proyek. Jumlah investasi tersebut membuat posisi Korea Selatan berada di posisi ketiga di bawah Singapura sebesar 30,4 miliar Dolar AS dan Jepang 18 miliar Dolar AS , serta di atas Malaysia senilai 7,2 miliar Dolar AS dan Amerika Serikat 7 miliar Dolar AS.

Selain Kepala BKPM, beberapa pembicara utama dalam sesi-sesi yang telah disiapkan adalah Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, Menteri Perdagangan, Industri dan Energi Korea Selatan, CEO Kotra dan perusahaan-perusahaan top konglomerasi Korea Selatan dan swasta nasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI