Indonesia Tawarkan Investasi Bioskop ke Korea Selatan

Rabu, 08 Maret 2017 | 17:22 WIB
Indonesia Tawarkan Investasi Bioskop ke Korea Selatan
Triawan Munaf. (Suara.com/Pebriansyah Ariefana)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf berencana menawarkan investasi disektor perfilman dan bioskop kepada investor asing. Salah satunya adalah Korea Selatan.

Korsel sudah menyatakan minatnya untuk berinvestasi disektor tersebut. Hal ini dilakukan pasca dikeluarkannya sektor perfilman dari Daftar Negatif Investasi pada awal tahun lalu yang dikeluarkan dalam Paket Kebijakan Ekonomi Jilid X.

“Sebelum ada revisi memang sudah banyak yang berminta investasi di sektor ini, seperti perusahaan asal Cina, Korea, India dan masih banyak lagi. Dengan adanya revisi ini, kami yakin minatnya akan semakin banyak. Kami siap menawarkan investasi di sektor ini,” kata Triawan Munaf dalam konferesi pers di Gedung Badan Koordinasi Penanaman Modal, Jakarta Selatan, Rabu (8/3/2017).

Ketertarikan Korea Selatan investasi di sektor perfilman dan bioskop ini bukan soal dana pembuatan perfilman, melainkan lebih kepada integrated Box Office system atau sistem Box Office yang terintergrasi.

Baca Juga: Target Investasi 2018 Naik Rp200 Triliun

Sistem tersebut dimaksudkan agar publik mendapatkan informasi yang transparan tentang jumlah penonton film bioskop di Indonesia.

“Kami sudah mendapat kesanggupan dari Korea Selatan untuk hibah bagi pembiayaan penerapan sistem IBOS. Jadi kami berharap sistem ini bisa cepat diterapkan di Indonesia,” katanya.

Nilai hibahnya mencapai 5,5 juta dollar Amerika Serikat. Hibah yang dilakukan juga mencakup pelatihan dan pendampingan dari negara tersebut. Sistem ini akan mencatat penjualan tiket bioskop secara online dari tiap layar pertunjukan secara real time, sehingga nantinya bisa menjadi basis data perfilman nasional.

"IBOS itu transparansi kalau orang film diputar filmnya di bioskop, dia tahu berapa penonton hari ini dan jam ini. Secara online nanti bentuknya, semua orang bisa akses," kata Triawan.

Menurut dia, hampir semua negara memiliki sistem itu. "Indonesia belum ada. Banyak yang kita ketinggalan," ujarnya.

Baca Juga: Tarik Investasi, BKPM Gelar Pertemuan Dengan Investor Dari Korsel

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI