Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya, telah menyelesaikan pembangunan 24 sekolah sementara di Kabupaten Pidie Jaya dan Kabupaten Bireun, Provinsi Aceh. Proyek pembangunan sekolah ini untuk menggantikan sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan akibat bencana gempa berkekuatan 6,4 SR pada 7 Desember 2016.
“Sekolah-sekolah sementara tersebut sudah selesai pada minggu ketiga Bulan Februari 2017 lalu, dan semuanya sudah dimanfaatkan untuk proses belajar mengajar, “ kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR Danis H. Sumadilaga yang juga bertindak sebagai Ketua Satgas Percepatan Penanganan Dampak Bencana Gempa Bumi di Aceh dalam keterangan resmi, Selasa (7/3/2017).
Ke-24 bangunan sekolah sementara tersebut adalah SDN Tampui, SMPN Tampui 4, SD Peudeuk Tunong, MIN 2 Beuracan, SDN Masjid Trienggadeng, SDN Peulandok Tunong, PAUD Kasih Ibu, SDN 3 Meureudu, MTS Pangwa, MAN Trienggadeng, SMK I Bandar Baru, MIN Paru Bandar Baru, SMPN 3 Bandar Baru, SDN Jiem Jiem, MAS Ulumul Qurán, SD Malem Dagang Bandar Dua, MTSN Meuredu, TK Raudhatul An Nur Pangwa, SMK I Bandar Dua, SMP I Samalanga, SMP I Samalanga, SMP 2 Panteraja Trienggading, SDN Muka Blang, MIN Panteraja, dan MAS Panteraja.
Baca Juga: 700 Kontraktor Jalan Se-Asia dan Australia akan Kumpul di Bali
Selain ruang kelas, sekolah sementara yang tersebar di tiga zona terdampak, juga dilengkapi fasilitas pendukung seperti toilet, ruang guru, perpustakaan, mushola dan laboratorium dengan biaya sebesar Rp 16,04 miliar yang berasal dari dana siap pakai BNPB.
Dalam pembangunannya, Kementerian PUPR melibatkan BUMN Karya untuk konstruksi maupun konsultan pengawasnya yakni PT. Waskita Karya, PT. Hutama Karya, PT. Adhi Karya, PT. Nindya Karya, PT. Wijaya Karya, PT. Brantas Abripraya, PT. PP, PT. Waskita Karya, PT. Yodya Karya, PT. Bina Karya dan PT. Virama Karya.
Tugas khusus ini menindaklanjuti hasil Rapat Terbatas Kabinet tentang penanggulangan bencana di Aceh dan instruksi Presiden RI Bapak Joko Widodo saat melakukan kunjungan kerja ke Pidie Jaya Aceh meninjau korban bencana pada tanggal Kamis 15 Desember 2016.
Konstruksi yang digunakan adalah pengembangan dari teknologi RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) yang dikembangkan Balitbang dan dikenal sebagai bangunan tahan gempa. Selain itu pengerjaannya dilakukan dengan sistem modular sehingga dapat dilakukan bongkar pasang secara cepat. Bila sekolah permanen sudah terbangun, modul-modul tersebut dapat disimpan untuk digunakan kembali bila diperlukan.
Sedangkan untuk kebutuhan anggaran bangunan sekolah permanen adalah sebesar Rp74,34 miliar dan diperkirakan akan selesai dalam waktu 10 sampai 12 bulan. “Untuk melakukan perbaikan dan pembangunan sekolah permanen tersebut saat ini telah disiapkan rencana teknisnya dan sudah disampaikan usulan pendanaannya kepada Kementerian Keuangan, “jelasnya.
Selain membangun sekolah sementara, Kementerian PUPR juga ditugaskan untuk membangun Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pidie Jaya sementara, Masjid At Taqarub dan STAI Al Azziziyah yang rusak akibat bencana gempa. Hingga hari ini progres fisik pembangunan RSUD sementara sudah mencapai 37,62 persen dan ditargetkan bisa selesai akhir Maret 2017.
Untuk pembangunan Masjid, desain masjid baru telah disiapkan dan sudah dilakukan kegiatan sondering test dan test borring untuk mengetahui kondisi lapisan tanah. Sementara progres pembangunan STIA Azziziyah juga telah diselesaikan desain dan dimulai pekerjaan dilapangan dengan dilakukannya sondering test sehingga ditargetkan dapat selesai sebelum lebaran tahun 2018.