Ratusan pegawai Freeport yang mengatasnamakan Gerakan Solidaritas Peduli Freeport menyampaikan tuntutan dan permintaan kepada Presiden Joko Widodo di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Selasa (7/3/2017).
Aksi tersebut diikuti oleh karyawan lingkungan PT Freeport Indonesia, privatisasi, kontraktor, dan sub kontraktor di Timika, Jayapura dan Jakarta.
Tuntutan tersebut di antaranya, segera menyelesaikan polemik berkepanjangan bersama PT Freeport Indonesia, karena 32.000 karyawan terancam kehilangan pekerjaan.
Kedua, segera mengakhiri polemik yang sering muncul terkait izin usaha, dan lebih memperhatikan masyarakat Papua.
Baca Juga: Terancam PHK, Ratusan Buruh Freeport Demo Kementerian ESDM
Ketiga, memberikan solusi terhadap masyarakat Tujuh suku, masyarakat Mimika, sebab tidak ada yang menang dari polemik tersebut.
Disampaikan melalui aksi, dampak dari polemik adalah pendapatan Anggaran Belanja Mimika 90 persen bersumber dari PT Freeport akan terancam berkurang drastis.
Kemudian, pemangkasan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat Tujuh suku. Serta pembiayaan terhadap guru pengajar dan transportasi pedalaman terancam hilang.
Sebanyak ratusan pegawai PT Freeport Indonesia menggelar aksi di depan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Jakarta, Selasa.
Berdasarkan pengamatan Antara, masa berkumpul di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta sejak pukul 10.00 WIB. Lalu lintas di jalan Medan Merdeka Selatan ke arah MH. Thamrin sedikit tersendat.
Ratusan pegawai Freeport menuntut kejelasan nasib mereka atas polemik antara PT Freeport dengan pemerintah Indonesia terkait kelanjutan izin ekspor.