Kelompok Anti Tembakau Dituduh Matikan Industri Tembakau Nasional

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 07 Maret 2017 | 07:11 WIB
Kelompok Anti Tembakau Dituduh Matikan Industri Tembakau Nasional
Wakil Ketua Baleg DPR, Firman Soebagyo. [DPR RI]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI, Firman Soebagyo merasa geram terhadap kelompok anti tembakau. Menurutnya, kelompok anti tembakau secara sistemik telah melakukan gerakan untuk mematikan industri pertembakauan nasional.

Bagi Firman, kegeramannya sangat wajar dan beralasan karena dampak dari gerakan yang sangat diskriminatif, masif dan tidak obyektif tersebut, sangat meresahkan masyarakat petani tembakau dan karyawan pabrik rokok. Khususnya yang ada di wilayahnya, meliputi Pati, Grobogan, dan Blora.

"Masyarakat kami yang berbasis petani tembakau dan industri hasil tembakau merasa terganggu dengan isu yang dilakukan kelompok anti tembakau," kata Firman di sela-sela kegiatan reses di Pati, Jawa Tengah, Senin (6/3/2017) malam.

 

Baca Juga: Faisal Basri: Industri Rokok di Indonesia Sudah Alami Sunset

Dikatakan Firman, konstituen di dapilnya merasa kecewa karena penilaian dan analisis dampak pertembakauan tidak obyektif, sebab melihatnya dari aspek kesehatan saja. Padahal, banyak riset yang dilakukan ilmuwan baik dalam negeri dan luar negeri yang melihat dampak positif dari tembakau untuk kesehatan.

"Sayangnya, mereka selalu negatif dan tidak mau melihat dari dampak positif tembakau bagi kesehatan," kata Firman.

Keuntungan tembakau, lanjut Firman, juga harus dilihat dari aspek ekonomi. Kontribusi besar terhadap penerimaan negara dari cukai rokok yang mencapai hampir Rp150 triliun per tahun, dan penyerapan tenga kerja (padat karya) bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Politisi senior Golkar itu menambahkan, industri pertembakauan juga tidak menjadi salah satu penjebab tingginya inflasi, karena kontribusi yang besar terhadap penerimaan negara tersebut.

"Publik hendaknya jangan terkecoh dengan pemberitaan di media tertentu yang secara jelas dan terang benderang mereka adalah bagian dari gerakan untuk mematikan industri pertembakauan nasional," tegas Firman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI