PT Bank Danamon Tbk membukukan pertumbuhan dua digit pada segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Wholesale, dan Mortgage Konsumer. Portofolio Wholesale, terdiri dari perbankan korporasi, komersial dan institusi keuangan, tumbuh 11 persen menjadi Rp 37,4 triliun.
"Kredit pada segmen UKM tumbuh 10 persen menjadi Rp24,7 triliun. Secara bersamaan, Mortgage Konsumer juga tumbuh 21 persen menjadi Rp4,4 triliun," kata Chief Financial Officer PT Bank Danamon Indonesia, Tbk, Vera Eva Lim, di Jakarta, Rabu (1/3/2017).
Total portofolio kredit dan trade finance turun 2 persen menjadi Rp127,3 triliun pada tahun 2016 dari Rp129,5 triliun dari akhir 2015.
Baca Juga: Laba Bersih Bank Danamon Tahun 2016 Capai Rp2,7 Triliun
Kredit kepada segmen mikro melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) turun 30 persen menjadi Rp10,2 triliun karena kompetisi dan permintaan yang menurun. Pembiayaan Adira Finance turun sebesar 5 persen pada tahun 2016 menjadi Rp44,4 triliun. Namun, produktivitas menunjukkan peningkatan dimana pembiayaan Adira Finance tumbuh 2 persen pada kuartal keempat.
"Tren positif ini terjadi di tengah lemahnya penjualan di industri kendaraan baru untuk roda dua dan roda empat komersial, masing-masing turun 8 persen dan 29 persen," ujar Vera.
Rasio CASA Membaik
Sejalan dengan target yang ditetapkan Manajemen untuk rasio kredit terhadap total pendanaan atau LFR sebesar 90 – 92 persen, Danamon mengurangi kebutuhan atas pendanaan. Dana Pihak Ketiga turun karena Danamon melepas dana mahal Deposito. Dibandingkan tahun 2015, dana pihak ketiga turun 10 persen dari Rp117 triliun menjadi Rp105 triliun di tahun 2016. Rasio Giro dan Tabungan (CASA) tumbuh dari 43 persen di tahun 2015 menjadi 46 persen di tahun 2016.
"Komposisi CASA turun 3 persen menjadi Rp48,5 triliun, sementara Deposito turun 15 persen menjadi Rp56,9 triliun," tutur Vera.
Adapun Rasio kredit terhadap total pendanaan atau loan to funding ratio (LFR) berada pada posisi 91 persen dibandingkan dengan 87,5 persen setahun sebelumnya. Loan-to-funding ratio Danamon masih di bawah batas yang ditetapkan Bank Indonesia. Meskipun likuiditas yang ketat pada sistem perbankan pada umumnya, Danamon menjaga tingkat LFR pada level yang ditargetkan.
Rasio kecukupan modal Danamon (capital adequacy ratio/CAR) konsolidasian berada pada posisi 20,9%, sementara CAR bank only berada pada 22,3 persen.
Fee-based income Danamon tercatat pada Rp2 triliun atau tumbuh sebesar 7 persen dibandingkan setahun sebelumnya. Pertumbuhan fee income ini didukung oleh kontribusi fee income Adira Insurance yang tumbuh 1 persen menjadi Rp908 miliar, cash management yang tumbuh 11 persen menjadi Rp325 miliar, serta bancassurance yang tumbuh 13 persen menjadi Rp 281 miliar.
Pada tahun 2016, Danamon meningkatkan kualitas asetnya melalui penerapan prosedur pengelolaan risiko yang pruden serta proses collection dan credit recovery yang disiplin. Total Kredit Bermasalah (non-performing loans) turun 4 persen menjadi Rp3,7 triliun. Rasio biaya kredit juga membaik ke 3,5 persen dari 3,8 persen di tahun 2015. Sementara itu, kredit yang telah direstrukturisasi turun 9 persen menjadi Rp3,5 triliun. Rasio kredit bermasalah (Gross non-performing loans) Danamon tercatat pada 3,1 persen, yang masih di bawah batas yang ditentukan regulator yaitu 5 persen.
"Bank memperkirakan kualitas aset akan membaik tahun ini," tutup Vera.