Adapun manfaat dari Bendungan Rotiklot ini diharapkan mampu mengairi jaringan irigasi seluas 139 hektar (padi), 500 hektar (palawija),mengurangi debit banjir 500 m3/detik, penyediaan listrik 0,15 MW, dan suplai air baku untuk masyarakat dan Pelabuhan Atapupu sebesar 40 liter per detik.
Selanjutnya, pembangunan Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka, kontraknya telah ditandatangani pada Desember 2016 lalu dengan PT Nindya Karya (Persero) sebagai kontraktor dengan nilai kontrak sebesar Rp 849,9 miliar. Progres fisik sampai saat ini mencapai 0,7 persen dan ditargetkan selesai pada akhir 2020.
Meskipun begitu, Kementerian PUPR berupaya mempercepat proses pembangunan Bendungan Napun Gete sehingga diharapkan dapat selesai dalam waktu kurang dari lima tahun sejak penandatanganan kontrak.
"Saya selalu mengingatkan kontraktor untuk memacu progres fisik pembangunan bendungan. Kalau normalnya 5 tahun, kita upayakan untuk selesai dalam 3-4 tahun saja,” tutur Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Imam Santoso pada saat penandatanganan kontrak Bendungan Napun Gete beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Pemerintah Selesaikan 99,08 Persen Penutupan Lubang di Jatim
Bendungan Napun Gete direncanakan memiliki volume tampungan sebanyak 7,63 juta meter kubik, direncanakan dapat mengairi irigasi seluas 700 hektar, menediakan air baku sebanyak 0,20 meter kubik per detik dan memiliki potensi pembangkit tenaga listrik sebesar 0,71 megawatt.
Persiapan Pembangunan Bendungan Temef
Pada tahun 2017, rencananya juga akan dimulai pembangunan Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan, yang akan menjadi bendungan terbesar di NTT dengan daya tampung sebesar 81,15 juta meter kubik untuk memenuhi kebutuhan jaringan irigasi seluas 6.000 hektar dan kebutuhan air baku sebesar 0,13 meter kubik per detik serta menghasilkan listrik sebesar 2,8 megawatt (MW).
"Dimasa mendatang diharapkan NTT tidak lagi mengalami kekeringan. Selama ini, masyarakat memenuhi sebagian besar kebutuhan air dari sumur bor yang dikelola oleh PDAM dengan menggunakan mesin pompa. Bahkan di kawasan pedesaan sebagian besar masyarakat belum terjangkau oleh sistem perpipaan, sehingga harus mengambil air dari sumbernya yang cukup jauh,” ujar Menteri Basuki beberapa waktu lalu.
Sementara itu Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemy Francis dalam kunjungan kerjanya di Provinsi NTT, Rabu (1/3/2017) mengatakan pentingnya percepatan pembebasan lahan agar proyek pembangunan Bendungan Temef tak terhambat. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan perlu melakukan langkah-langkah dan kordinasi dengan instansi terkait pembebasan lahan.