PT Lippo Karawaci Tbk ("LPKR") hari ini, Rabu (1/3/2017) mengumumkan hasil audit laporan keuangan konsolidasi tahun 2016 dengan total pendapatan sebesar Rp10,5 triliun. Jumlah ini naik 18 persen dari tahun 2015 dengan pertumbuhan laba kotor sebesar 10 persen menjadi Rp 4,5 triliun serta kenaikan laba bersih sebesar 65 persen menjadi Rp 882 milyar.
Ketut Budi Wijaya, Presiden Direktur LPKR menyatakan bahwa tahun ini merupakan tahun yang penuh tantangan. "Pelemahan makroekonomi global yang terutama disebabkan oleh faktor “Brexit" serta hasil pemilihan presiden AS yang tak terduga, telah berdampak negatif pada perekonomian Indonesia," kata Ketut dalam keterangan resmi, Rabu (1/3/2017).
Sektor properti Indonesia di tahun 2016 meneruskan tren perlambatannya sejak tahun 2015. Namun demikian, Recurring Revenue yang didukung oleh pertumbuhan pendapatan divisi Healthcare sebesar 25 persen telah membantu untuk mengurangi pelemahan ini."Pendapatan properti tumbuh sebesar 11 persen menjadi Rp 3,8 triliun, dan memberikan kontribusi sebesar 36 persen terhadap total Pendapatan," ujar Ketut.
Baca Juga: Lippo Malls Indonesia akan Buka 2 Mal Baru Tahun Ini
Penyelesaian penjualan aset Lippo Mall Kuta ke LMIRT di Desember 2016 mengangkat Pendapatan properti perusahaan sebesar Rp762 miliar. Pendapatan dari Divisi Urban Development sedikit menurun sebesar 4 persen menjadi Rp2,5 triliun. Pendapatan dari Divisi Large Scale Integrated meningkat tajam sebesar 62 persen menjadi Rp1,25 triliun pada tahun 2016. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan pengakuan Pendapatan dari proyek-proyek seperti Trivium di Lippo Cikarang, Holland Village, Millenium Village dan Orange County. Pendapatan Recurring memainkan peran penting dalam menyeimbangkan pelemahan siklus bisnis properti. Pendapatan Recurring tumbuh stabil sebesar 23 persen menjadi Rp6,75 triliun dan memberikan kontribusi sebesar 64% terhadap total Pendapatan.
Pendapatan dari Divisi Healthcare tumbuh 25 persen menjadi Rp5,17 triliun. Siloam mengelola 23 rumah sakit pada akhir 2016. Penerimaan pasien rawat inap tumbuh sebesar 18 persen, sementara itu kunjungan pasien rawat jalan tumbuh sebesar 20 persen. Penempatan saham Siloam sebesar 9 persen ke CVC Capital Partners memberikan dana tambahan untuk pembiayaan ekspansi proyek proyek rumah sakit.
Pendapatan Divisi Komersial LPKR meningkat sebesar 21 persen menjadi Rp732 miliar terutama ditopang oleh peningkatan tajam dari Pendapatan Mal sebesar 47 persen menjadi Rp353 miliar, dimana Pendapatan Lippo Mall Puri meningkat sebesar 95 persen menjadi Rp187 miliar pada 2016.
Sementara itu, Pendapatan Hotel tetap stabil sebesar Rp379 miliar.
Bisnis Asset Management yang terdiri dari town management dan portofolio & properti management, tumbuh sebesar 13 persen menjadi Rp853 miliar pada 2016 hasil dari semakin membesarnya total kelolaan aset dibawah portofolio REITS.
Ketut juga menunjukkan adanya penguatan neraca perusahaan melalui pasar obligasi global dengan suksesnya transaksi pembiayaan kembali obligasi perusahaan yang jatuh tempo pada 2019 dan 2020 masing-masing sebesar 250 juta Dolar Amerika Serikat (AS) dan 403 juta Dolar AS dengan menerbitkan obligasi sebesar 260 juta Dolar AS jatuh tempo pada 2022 dan obligasi sebesar 425 juta Dolar AS jatuh tempo pada 2026 dengan kupon masing masing sebesar 7 persen dan 6,75 persen.
Lippo Karawaci sendiri merupakan salah satu perusahaan publik properti terbesar di Indonesia berdasarkan total aset dan pendapatan, yang didukung oleh land bank luas dan basis Pendapatan recurring yang kuat. Bisnis LPKR terdiri atas Residential/Townships, Retail Malls, Hospitals, Hotels dan Asset Management. LPKR mengembangkan kawasan perumahan, industri, komersial, serta ritel properti di seluruh Indonesia.
LPKR melalui anak perusahaan mengelola dan mengoperasikan rumah sakit, mal dan hotel di kota-kota besar di Indonesia serta menyediakan berbagai layanan infrastruktur bagi para penduduk di kota kota mandiri LPKR, dan jasa manajemen properti serta jasa manajemen REIT.
Melalui dua anak perusahaan publik utama, PT Lippo Cikarang, Tbk ("LPCK") dan PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk ("GMTD"), dimana LPKR memiliki masing-masing 54,4 persen dan 59,8 persen, LPKR telah mengembangkan dan saat ini mengelola kawasan perkotaan di Lippo Cikarang di Bekasi dan di Tanjung Bunga di Makassar.
Selain itu, LPKR memiliki 62,1 persen dari PT Siloam International Hospitals Tbk ("SILO"), jaringan rumah sakit swasta terbesar di Indonesia, yang saat ini mengelola dan mengoperasikan 25 rumah sakit moderen di 18 kota tersebar di seluruh negeri, yang terdiri dari 9 rumah sakit di Jabodetabek dan 16 rumah sakit yang tersebar di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara yang didukung oleh lebih dari 2.300 dokter spesialis dan dokter umum serta lebih dari 8.800 perawat dan staf medis.
LPKR telah mendirikan dan mensponsori dua REIT yang tercatat di Bursa Efek Singapura, yaitu First Real Estate Investment Trust ("First REIT") dan Lippo Malls Indonesia Retail Trust ("LMIR Trust"). LPKR tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kapitalisasi pasar Rp16,6 triliun, atau 1,2 miliar Dolar AS per 30 Desember 2016.