Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan upaya peningkatan kualitas jalan, salah satunya melalui pembenahan drainase sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ruas jalan. Keberadaan drainase jalan yang terhubung dengan sistem drainase kawasan atau lingkungan sangat penting untuk menghindari terjadinya genangan dan memperpanjang usia layanan jalan.
“Wilayah yang jalannya rusak, kami jumpai karena sistem drainasenya kurang berfungsi. Kita akan fokus pada pembangunan dan peningkatan drainase khususnya pada jalan nasional,” tutur Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dalam keterangan resmi, Selasa (28/2/2017).
Sementara itu, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Moerwanto Setiadi menambahkan bahwa pada masa lalu, drainase jalan dibuat untuk menangkap aliran air (run off) pada badan jalan dan terpisah dari sistem penyaluran drainase permukiman atau lingkungan.
Baca Juga: Pembangunan Bendungan Karian Ditargetkan Tuntas 2019
“Dengan kondisi tersebut, kami akan meningkatkan dan membangun drainase jalan yang terhubung dengan drainase kawasan dan lingkungan,” tambah Arie.
Pembangunan drainase pada setiap ruas jalan nasional sangat mendesak dilakukan mengingat sifat aspal yang mudah rusak apabila terendam air. Daya rusak meningkat empat kali lipat bilamana melintas angkutan dengan beban berlebih diatas muatan sumbu terberat (MST) 10 ton.
Terkait dengan pengendalian daya rusak jalan, Kementerian PUPR memberikan apresiasi yang tinggi kepada Kementerian Perhubungan yang mengoptimalkan kembali fungsi Jembatan Timbang dan secara proaktif mengupayakan perpindahan moda angkutan logistik dari jalan ke kereta api dan kapal laut.
Hingga kini, angkutan logistik di Indonesia 90 persen menggunakan angkutan jalan. Kondisi tersebut mengakibatkan risiko kecelakaan lalu lintas dan kerusakan jalan yang lebih tinggi karena didominasi oleh kendaraan besar dengan beban berlebih. Tak hanya kerugian ekonomis, angkutan jalan juga menjadi tidak ramah lingkungan akibat kemacetan dan meningkatkan emisi gas buang kendaraan.
Terobosan lain dalam peningkatan kualitas jalan yang dilakukan adalah dengan sertifikasi Asphalt Mixing Plant (AMP).
Saat ini Kementerian PUPR melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) bekerjasama dengan PT. Sucofindo melakukan monitoring dan evaluasi mutu AMP, sehingga lebih profesional dan transparan.
“Sementara untuk pengawasan monitoring dan evaluasi, kita akan melakukan kerjasama dengan para akademisi dari berbagai perguruan tinggi negeri mupun swasta,” terang Dirjen Bina Marga.
Kondisi Jalan Aceh –Riau
Sebagai informasi, saat ini kondisi jaringan Jalan Lintas Timur Sumatera dari Provinsi Aceh, Sumatera Utara hingga Riau dalam kondisi relatif baik, dimana terdapat beberapa lokasi yang saat ini sedang dilakukan perbaikan. Untuk Jalan Lintas Tengah, juga dalam dalam kondisi relatif terjaga, kecuali di daerah patahan Aek Latong dengan klasifikasi rusak ringan.
Sedangkan Jalan Lintas Barat Sumatera sedang dilakukan pekerjaan perbaikan sepanjang 94 km melalui paket kontrak tahun jamak.
Khusus untuk jalan penghubung lintas, masih banyak ruas jalan yang mengalami kerusakan karena sebagian merupakan tambahan jalan nasional baru.
Sementara pada jalan Batas Provinsi Jambi-Peninggalan pada tahun 2017 akan dilakukan Preservasi Rehabilitasi sepanjang 4,2 km berupa pelapisan 2 lapis AC WC dan AC BC dengan nilai kontrak Rp20,1 miliar.
Di Provinsi Lampung dilakukan pekerjaan perkerasan jalan pada ruas Celikah - Bts. Kota Kayu Agung KM. 71 + 750 s.d KM. 71 + 900 dan Preservasi Jalan Celikah - Bts. Kota Kayu Agung - Sp. Penyandingan - Bts. Provinsi Lampung sepanjang 3,65 Km menggunakan kontrak long segment senilai Rp15,6 miliar.