Inalum Nyatakan Siap Beli Saham Freeport Indonesia

Adhitya Himawan Suara.Com
Senin, 27 Februari 2017 | 16:49 WIB
Inalum Nyatakan Siap Beli Saham Freeport Indonesia
Kawasan Grasberg Mine milik PT. Freeport Indonesia (PTFI ) di Tembagapura, Mimika, Timika, Papua, Minggu (15/2). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum mengaku siap mengambilalih 10,64 persen divestasi saham PT Freeport Indonesia jika pemerintah memberikan instruksi.

"Kita itu siap terus," kata Direktur Utama Inalum Winardi Sunoto sesuai pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Senin (27/2/2017).

Menurut dia, perusahaan pertambangan dalam negeri di Tanah Air memiliki pengalaman mumpuni dalam bidang operasional dan pengolahan.

Sehingga jika mendapat instruksi untuk mengelola aset Freeport, perusahaan dalam negeri yang nantinya tergabung dalam holding BUMN pertambangan akan mampu melakukannya.

Baca Juga: Menurut Luhut, Ada Banyak Opsi untuk Beli Saham Freeport

"Dari sisi operasional, kita dalam negeri punya pengalaman banyak. 'Underground' (bawah tanah) Aneka Tambang punya pengalaman, lalu proses pengolahan, hidrometalurgi kita punya pengalaman di sana," katanya.

Ada pun terkait kesiapan perusahaan-perusahaan BUMN pertambangan untuk mengambilalih saham Freeport, Winardi mengatakan harus dilihat dari semua kompetensi yang ada.

"Yang jelas, ini bukan hal yang sulit bagi kita. Kita punya pengalaman di 'underground mining' (pertambangan bawah tanah), hidrometalurgi, smelter, jadi enggak ada yang aneh," tambahnya.

Winardi juga menambahkan secara finansial, perusahaan tambang nasional di bawah rencana holding itu mengaku tidak menemui kesulitan.

Namun, ia mengaku masih menunggu penugasan pemerintah untuk aksi pengambilalihan divestasi saham perusahaan tambang asal Amerika Serikat tersebut.

"Selama proyeknya 'feasible' (layak), enggak ada masalah. Berapa besar pun enggak ada masalah," ujarnya.

Sementara pendanaan dengan sumber penyertaan modal negara (PMN), menurut dia, sebisa mungkin akan dihindari.

Winardi mengaku menyerahkan keputusan pembelian divestasi saham kepada pemerintah sebagai pemegang saham.

"Kita lihat evaluasinya. Semua kan harus dikaji. Kalau kami tergantung bagaimana pemegang saham. Kita siapkan opsi-opsi yang mungkin ada," pungkasnya.

Ditemui di tempat yang sama, Menko Luhut mengaku pertemuan dengan Inalum terkait struktur perusahaan jika mereka menjadi perusahaan holding.

"Inalum tadi mereka paparan ke saya soal struktur mereka kalau jadi 'holding company'," katanya.

Kendati tidak menjelaskan secara rinci, dalam rencana Kementerian BUMN, Inalum digadang-gadang akan menjadi induk holding BUMN pertambangan yang ditargetkan rampug tahun ini.

Selain Inalum, holding pertambangan juga terdiri atas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, Bukit Asam (Persero) Tbk, serta Timah (Persero) Tbk. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI