Pendanaan Infrastruktur Dalam 5 Tahun Butuh Rp800 Triliun

Jum'at, 24 Februari 2017 | 17:00 WIB
Pendanaan Infrastruktur Dalam 5 Tahun Butuh Rp800 Triliun
Seminar Alumni Jepang Bidang Infrastruktur di Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, Kamis (23/2/2017). [Dok Kementerian PUPR]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong kerjasama yang sudah sejak lama dilakukan antara Indonesia dan Jepang dalam pembangunan infrastruktur berkualitas bisa terus berkembang Terlebih tahun ini diperingati sebagai tahun ke-60 hubungan Indonesia - Jepang.

Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Anita Firmanti pada acara Seminar Alumni Jepang Bidang Infrastruktur di Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, Kamis (23/2/2017) mengatakan kebutuhan akan ketersediaan infrastruktur di Indonesia masih sangat besar. Namun peningkatannya dalam 3 tahun ini juga telah terlihat signifikan.

Hal ini terlihat dari indeks daya saing infrastruktur Indonesia tahun 2016 yang naik ke peringkat 60 dari sebelumnya 62, meski pada tahun yang sama, indeks daya saing secara keseluruhan turun dari peringkat 37 tahun 2015 menjadi peringkat 41 tahun ini.

 

Baca Juga: Basuki Pastikan Karakter Sejarah Jembatan Semanggi Tak Berubah

Permintaan infrastruktur yang tinggi tentunya membutuhkan pendanaannya yang cukup besar. Dari sekitar Rp800 triliun pendanaan yang dibutuhkan dalam periode 5 tahun ini, anggaran infrastruktur yang dialokasikan di Kementerian PUPR baru sekitar Rp300 triliun.

Oleh karena itu, Pemerintah membuka kesempatan bagi investasi swasta terlibat dalam pembangunan infrastruktur. Menurut Anita Firmanti, deregulasi sudah dilakukan untuk memudahkan perijinan bagi invetasi swasta dibidang infrastruktur.

"Selama ini kerjasama pemerintah dan badan usaha masih didominasi jalan tol dan kini juga mulai di sektor air minum dan air limbah. Pembangunan infrastruktur melalui konsep pengembangan wilayah perumahan seperti yang dilakukan Jepang bisa menjadi referensi bagi Indonesia,"kata Anita. 

Ditambahkannya dengan banyaknya kerjasama yang sudah terjalin, terjadi alih pengetahuan yang dimiliki Jepang kepada insinyur Indonesia. Dirinya juga memberikan apresiasi atas banyaknya tawaran beasiswa dari Pemerintah Jepang di bidang infrastruktur sehingga banyak mahasiswa Indonesia memperoleh pendidikan lebih tinggi disana.

Sementara itu Wakil Menteri Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang Masafumi MORI mengatakan sangat senang atas kerjasama yang sudah terjalin lama dibidang infrastruktur dengan Indonesia dan telah dirasakan manfaatnya.

Seminar juga dihadiri oleh Profesor Evawani Ellisa dari Fakultas Arsitektur Universitas Indonesia, perwakilan JICA Indonesia dan sekitar 45 orang alumni Jepang yang bekerja di pemerintahan dan perusahaan swasta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI