Suara.com - Kurs dolar AS berakhir lebih rendah terhadap mata uang utama lainnya pada Kamis (23/2/2017) atau Jumat pagi WIB di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai apakah pemerintah Trump sepenuhnya akan menerapkan kebijakan-kebijakan ekonominya.
Para analis mengatakan, tampaknya ada sedikit kemajuan dalam reformasi pajak dan belanja publik di mana Presiden AS Donald Trump telah menjanjikan awal bulan ini. Hal itu berdampak memperlemah sentimen pasar dan membatasi penguatan dolar.
Menurut risalah pertemuan kebijakan moneter terbaru Federal Reserve yang dirilis pada Rabu (22/2), para pejabat Fed menyatakan keyakinan mereka dalam perekonomian dan mengharapkan kenaikan suku bunga berikutnya akan "segera" diputuskan, tetapi mereka juga menekankan ketidakpastian kebijakan pemerintahan Trump.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,16 persen menjadi 101,060 pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,0572 dolar AS dari 1,0564 dolar AS di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2541 dolar AS dari 1,2457 dolar AS pada sesi sebelumnya.
Baca Juga: Utang Luar Negeri RI Naik Jadi 317 Miliar Dolar AS
Dolar Australia menguat menjadi 0,7715 dolar AS dari 0,7706 dolar AS.
Dolar AS dibeli 112,75 yen Jepang, lebih rendah dari 113,15 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS jatuh ke 1,0073 franc Swiss dari 1,0102 franc Swiss, dan turun tipis menjadi 1,3114 dolar Kanada dari 1,3165 dolar Kanada.
(Antara)
Baca Juga: Siti Aisyah Simpan 100 Dolar AS dan Dompet Louis Vuitton di Hotel