Tahun 2017, Akses Jalan Waghete ke Timika Akan Terbuka

Kamis, 23 Februari 2017 | 11:40 WIB
Tahun 2017, Akses Jalan Waghete ke Timika Akan Terbuka
Pembangunan jalan Trans Papua ruas Waghete ke Timika. [Dok Kementerian PUPR]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Anggaran pembukaan jalan baru sepanjang 4 km sebesar Rp22 miliar berupa kegiatan cut and field serta pemasangan gorong-gorong.

Mengenai tantangan di lapangan, Sutardi mengungkapkan kendala cuaca yang sering terjadi hujan menyebabkan jam kerja per harinya hanya 2-5 jam. Selain itu dari segi topografis dan keamanan juga menjadi salah satu tantangan yang sering ditemui di lapangan. "Namun kami tetap optimis akhir 2017 bisa tersambung," tegasnya.

Kontraktor Lokal

Sementara itu Ketua Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Kabupaten Paniai, Provinsi Papua Melianus Gobay mengatakan kontraktor lokal Papua sudah banyak terlibat dalam pembangunan jalan di Papua. "Kami harapkan kontraktor lokal terus dibina oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) agar semakin banyak lagi pengusaha lokal terlibat"katanya.

Baca Juga: Basuki Minta Percepat Penyelesaian Tol Ngawi-Kertosono

Saat ini dirinya mengatakan bahwa terdapat 4 perusahaan kontraktor lokal yang telah terlibat untuk pembangunan jembatan di wilayah satuan kerja Pelaksana Jalan Nasional VIII (Paniai) Provinsi Papua yang wilayah kerjanya meliputi Kabupaten Dogiyai, Deiyai, Paniai Timika dan Intan Jaya.

"Di Papua ini banyak kontraktor lokal yang terlibat dalam proyek Kementerian PUPR, kalau disini ada 4 kontraktor lokal yang diberdayakan sebagai kontraktor utama sedangkan sebagai sub kontraktor lebih banyak lagi," tambahnya.

Untuk menjadi kontraktor utama dalam pekerjaan-pekerjaan Kementerian PUPR memang disyaratkan pengalaman, namun bagi kontraktor yang belum punya pengalaman, dirinya mengatakan pihak Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII mempunyai kebijakan dengan melalui 3 tahapan.

"Pertama kita menjadi sub kontraktor terlebih dahulu, lalu apabila dianggap sudah mampu joint operation dengan kontraktor lain, selanjutnya kalau sudah baik naik lagi menjadi kontraktor utama," tambahnya.

Dirinya mengakui bahwa kontraktor lokal masih membutuhkan pembinaan dalam hal sumber daya manusia (SDM) dan peralatan. Berkaitan dengan hal tersebut, Sutardi mengatakan untuk pelatihan SDM, hal tersebut sudah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, misalnya dengan pelatihan mandor dan operator alat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI