Forextime Optimis Rupiah Tetap Tangguh Jelang Rilis Notulen Fed

Kamis, 23 Februari 2017 | 10:24 WIB
Forextime Optimis Rupiah Tetap Tangguh Jelang Rilis Notulen Fed
Uang baru Rupiah Tahun Emisi 2016 yang dikeluarkan Bank Indonesia, Jakarta, Senin (19/12/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Rupiah menampilkan kekuatan terhadap Dolar AS pada awal perdagangan hari Rabu (22/2/2017) saat investor menantikan rilis rapat FOMC yang sangat dinantikan. Sejak awal tahun ini, gabungan antara fundamental ekonomi Indonesia yang stabil dan kenaikan harga berbagai komoditas telah membantu Rupiah untuk bertahan dari kejutan negatif.

"USDIDR dapat menghadapi volatilitas apabila notulen rapat Fed sesuai dengan pernyataan hawkish sebagian besar anggota FOMC. Sentimen terhadap Indonesia secara umum cenderung positif dan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi global pun meningkat sehingga Indeks Harga Saham Gabungan berhasil menguat pada sesi perdagangan hari Rabu," kata Lukman Otunuga, Research Analyst Forextime, dalam keterangan resmi, Kamis (23/2/2017).

Disisi lain, meningkatnya optimisme tentang pertumbuhan ekonomi global telah membangkitkan selera risiko investor sehingga saham global mendekati rekor tertinggi di pekan ini. Pasar Asia bullish pada perdagangan hari Rabu dan selera trading risk on mendorong peserta pasar untuk melejitkan pasar Eropa ke teritori tertinggi.

Baca Juga: Forextime: Rupiah Menguat Menjelang Tahun Baru

Wall Street dapat semakin menguat karena peningkatan spekulasi pemangkasan pajak dan deregulasi mendongkrak pertumbuhan ekonomi AS. Walaupun reli pasar saham saat ini cukup beralasan, peningkatan risiko politik di seluruh dunia dan ketidakpastian yang terus berlangsung dapat menjadi faktor penghalang bagi keberlanjutan reli ini. "Pasar saham dapat menghadapi tekanan jual apabila kegelisahan terkait perkembangan situasi Eropa dan kekecewaan terhadap kebijakan ekonomi mendatang Trump memicu gelombang penghindaran risiko," ujar Lukman.

Poundsterling tertekan

Poundsterling terpapar pada risiko penurunan tajam di hari Rabu (22/2/2017) karena data ekonomi yang bervariasi dari Inggris Raya memicu kegelisahan seputar Brexit. Walaupun pertumbuhan ekonomi Inggris tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan pada kuartal terakhir 2016 dengan laju 0,7 persen, penurunan yang terlihat jelas untuk investasi bisnis di kuartal yang sama telah menimbulkan kekhawatiran tentang pengaruh peningkatan ketidakpastian terhadap investasi di tahun ini.

Poundsterling tetap sangat terpengaruh oleh perkembangan Brexit dan dapat semakin melemah karena ketidakpastian sangat mengganggu ketertarikan investor terhadap mata uang ini. "GBP/USD tetap sangat tertekan pada rentang waktu harian. Apabila terjadi breakdown di bawah 1.2400 maka dapat terbuka jalan menuju 1.2300," kata Lukman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI