KEK Batuta Trans Kalimantan Siap Beroperasi Tahun Ini

Adhitya Himawan Suara.Com
Kamis, 23 Februari 2017 | 09:22 WIB
KEK Batuta Trans Kalimantan Siap Beroperasi Tahun Ini
Kawasan Industri Pulogadung di Jakarta Timur, Senin (18/7/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak menegaskan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) siap beroperasi tahun ini. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah mengucurkan dana ratusan miliar rupiah untuk membangun infrasktur di dalam kawasan, seperti jalan akses dan gedung.

Lahan seluas 512 hektar juga sudah dibebaskan menggunakan dana APBD, dan kini sedang dalam proses sertifikasi oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Pembangunan instalasi listrik kapasitas 2x100MW telah groundbreaking pada awal tahun ini. Sedangkan pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) kapasitas 200 liter/detik dengan APBD Provinsi TA 2017 juga akan segera dimulai.

 

Baca Juga: Kinerja Properti Sektor Kawasan Industri Diyakini Akan Meningkat

”KEK MBTK di Kalimantan Timur sekarang sudah siap semua infrastrukturnya. Beberapa industri juga sudah mulai dibangun yang berbasiskan oleokimia, CPO, dan juga batubara,” kata Awang Faroek dalam kunjungannya ke kantor Dewan Nasional KEK di Jl. Menteng Raya No. 21, Jakarta, Rabu (22/2/2017).

Awang datang bersama jajaran pejabat Pemerintah Provinsi Kaltim, direksi BUMD, dan juga investor dari Rusia, yaitu Russia Railway dan Black Space. Mereka diterima oleh Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo, Sekretaris Dewan Nasional KEK Enoh Suharto Pranoto dan jajarannya.

Gubernur menjelaskan, banyak investor yang tertarik menanamkan modal di KEK MBTK. Sebab, Kalimantan Timur kaya sumber daya alam. Investor paling banyak di sektor perkebunan kepala sawit, disusul pertambangan batubara. Saat ini perkebunan kelapa sawit telah mencapai 1,3 juta hektar. Ada 76 perusahaan pengolah kelapa sawit.

”Kami punya minyak, gas, kondensat, batubara, dan kelapa sawit. Saya bertekad kami tidak lagi akan ekspor CPO. Kita akan olah CPO di dalam negeri, di KEK MBTK. Dengan demikian nilai tambahnya dinikmati oleh kita, bangsa Indonesia,” kata Awang Faroek.

Selain itu, ada dua investor asal Rusia yang tertark berinvestasi di KEK MBTK, yaitu Russia Railway dan Blackspace.

Awang melaporkan bahwa pihaknya bersama dengan PT Surya Ganda Manajemen Teknik Indonesia (SGMTI), anak perusahaan dari PT Black Space, telah dilakukan groundbreaking proyek pembangunan rel kereta api batu bara dari Maloy ke Taban pada 1 Desember 2016 lalu. Rencananya pembangunan tahap I sepanjang 61 km akan selesai pada 2020, kemudian ditambah tahap II 13,5 km dan 125 km, dan tahap terahir sepanjang 311 km, seluruhnya 510.5 km, dari KEK MBTK sampai ke Tabang.

Direktur Utama SGMTI, Denis Muratov mengatakan bahwa Black Space telah mengembangkan Kawasan Ekonomi Bebas di Rusia yang berkonsep technopark sejak 3 tahun yang lalu.

Ia mengutarakan bahwa dengan skema KEK akan mengimpor lokomotif dan peralatannya ke MBTK.

Sebagian besar lokomotif dan pelatan kereta api akan digunakan untuk pembangunan jalur kereta api batu bara Maloy (Kutai Timur) ke Taban (Kutai Kartanegara). Total nilai investasinya untuk membangun kereta api tersebut senilai 50 Juta Dolar Amerika Serikat (AS), diawali dengan impor lokomotif kereta api serta gerbongnya senilai 3 juta Dolar AS.

Sedangkan Rusia Railway berencana membangun kereta api angkutan khusus batu bara dari Kutai Barat sampai Balikpapan sepanjang 160 kilometer. Diperkirakan nilai investasi mencapai Rp 21 triliun yang sepenuhnya didanai oleh perusahaan asal Rusia tersebut.

”Saya yakin pembangunan infrastrukur dan konektivitas itu penting kita dahulukan. Karena pembangunan kawasan industri sangat tergantung pada konektivitas infastruktur perhubungan. Makanya laut, darat dan udara kita bangun,” kata Awang Faroek.

Dalam kesempatan itu, dia meminta dukungan kepada Dewan Nasional KEK untuk membantu berkoordinasi dengan kementerian terkait supaya perizinan dipermudah, juga terkait pembangunan infrastruktur yang menjadi kewajiban pemerintah pusat.

”Perlu dukungan pusat yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur. Yang pertama adalah pelabuhan. Kedua, tanki timbun. Tiga, berbagai fasilitas perizinan lain yang jadi kewenangan pusat,” katanya.

Terkait masalah administrasi yang harus ditandatangani oleh Bupati Kutai Timur agar lahan KEK MBTK bisa disertifikasi, Gubernur berjanji untuk melakukan komunikasi agar cepat selesai.

Sekretaris Dewan Nasional KEK Enoh Suharto Pranoto menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Kaltim Awang Faroek yang memiliki komitmen serius membangun KEK MBTK. Dia yakin dengan Gubernur turun tangan, sertifikasi lahan KEK bisa segera selesai. Karena itu sangat dibutuhkan oleh investor.

Sekretariat Dewan Nasional KEK juga membuka help desk untuk memfasilitasi para investor agar betul-betul mendapatkan berbagai fasilitas KEK, serta akan mengkoordunasikan dengan kementerian/lembaga terkait berbagai dukungan pusat yang diperlukan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI