Para Pejabat The Fed Ingin Suku Bunga Segera Dinaikkan

Adhitya Himawan Suara.Com
Kamis, 23 Februari 2017 | 06:46 WIB
Para Pejabat The Fed Ingin Suku Bunga Segera Dinaikkan
Gedung Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Para pejabat Federal Reserve AS mengungkapkan keyakinan mereka dalam perekonomian dan berharap kenaikan suku bunga berikutnya akan "segera" diputuskan, risalah pertemuan kebijakan moneter terbaru Fed menunjukkan pada Rabu (22/2/2017).

"Banyak peserta menyatakan pandangan bahwa mungkin tepat untuk menaikkan suku bunga federal fund lagi secepatnya jika informasi yang masuk tentang pasar tenaga kerja dan inflasi sejalan dengan atau lebih kuat dari ekspektasi mereka saat ini," kata risalah pertemuan kebijakan moneter terbaru Fed yang digelar pada 31 Januari dan 1 Februari Beberapa pejabat mencatat bahwa mungkin tepat untuk bergerak "berpotensi pada pertemuan mendatang", yang akan memungkinkan fleksibilitas bank sentral lebih besar dalam menanggapi perubahan dalam perekonomian. The Fed dijadwalkan mengadakan pertemuan kebijakan berikutnya pada 14 dan 15 Maret.

Dalam pertemuan 31 Januari - 1 Februari, The Fed mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah. Pekan lalu, Ketua Fed Janet Yellen mengatakan di hadapan Kongres bahwa Fed akan mempertimbangkan apakah akan menaikkan suku bunga pada pertemuan mendatang, meninggalkan pintu terbuka untuk kenaikan suku bunga pada Maret.

Baca Juga: Suku Bunga The Fed Naik, Inilah Harapan Sri Mulyani

Pejabat-pejabat Fed juga menekankan ketidakpastian kebijakan pemerintahan Trump.

"Sebagian besar peserta terus melihat ketidakpastian yang meningkat mengenai ukuran, komposisi, dan waktu kemungkinan perubahan kebijakan-kebijakan fiskal pemerintah dan lainnya," kata risalah.

Para pejabat Fed terus melihat kemungkinan kebijakan fiskal ekspansif dapat meningkatkan risiko-risiko positif terhadap perkiraan ekonomi mereka, sementara beberapa mencatat bahwa beberapa potensi perubahan kebijakan pemerintah dapat menimbulkan risiko negatif. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI