Suara.com - Kegiatan misi utama (main mission) Program Asesmen Sektor Keuangan (Financial Sector Assessment Program/FSAP) Indonesia telah ditutup dengan pertemuan (wrap up meeting) yang dihadiri oleh Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Pgs. Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan dan Tim FSAP yang terdiri atas perwakilan International Monetary Fund (IMF) serta World Bank (Bank Dunia) pada hari Kamis (16/2/2017), di Kementerian Keuangan RI.
Main mission merupakan bagian terakhir dari rangkaian FSAP yang sudah dilakukan sejak tahun 2016, diawali dengan scoping mission pada tanggal 30 Mei - 3 Juni 2016 yang kemudian dilanjutkan dengan misi pertama (mission-I) pada tanggal 21 September - 5 Oktober 2016 dan main mission.
Selain berdiskusi dengan Pemerintah dan otoritas terkait, Tim FSAP selama main mission juga telah melakukan diskusi yang sangat intensif dan produktif dengan lembaga-lembaga lain. "Seperti industri jasa keuangan, konglomerasi keuangan, asosiasi industri jasa keuangan, lembaga remitansi, lembaga financial technology, firma hukum, PPATK, lembaga penegak hukum dan akademisi," kata Imansyah , Deputi Komisioner Manajemen Strategis IA OJK, dalam keterangan resmi,Selasa (21/2/2017).
Dalam pertemuan wrap up main mission, Tim FSAP menyampaikan rangkuman dan temuan utama (key findings) atas hasil asesmen kondisi sektor jasa keuangan Indonesia, yang mencakup
- analisa risiko dan stress testing (risk analysis and stress testing),
- kerangka kebijakan makro-prudensial (macroprudential policy framework),
- pengelolaan likuditas (liquidity management),
- pemantauan mikro-prudensial (microprudential oversight),
- pengembangan pasar modal dan pembiayaan jangka panjang untuk infrastruktur (capital market development and long term financing for infrastructure),
- pendalaman pasar keuangan (financial deepening), dan
- inklusi keuangan serta jasa keuangan digital (financial inclusion and digital financial services).
Baca Juga: OJK Didik Agen Penyalur dan Penerima Bansos Nontunai
Selain itu, Tim FSAP juga menyampaikan hasil diskusi terkait dengan isu akuntansi dan auditing pada bank serta anti pencucian uang dan pencegahan atas pembiayaan terorisme (anti money laundering/combating for financing terrorism).
Menanggapi hasil asesmen tersebut Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indarwati, Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Muliaman D Hadad, dan Pgs.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan, Destry Damayanti, menyampaikan apresiasi atas observasi yang dilakukan oleh Tim FSAP. Hasil observasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kapasitas Pemerintah dan otoritas terkait dalam rangka pengaturan, pengawasan, dan pengembangan sektor jasa keuangan serta formulasi kebijakan yang tepat untuk mengantisipasi krisis.
Publikasi atas hasil FSAP Indonesia 2016/2017 dari IMF dan Bank Dunia diharapkan dapat meningkatkan pemahaman yang baik dari berbagai pemangku kepentingan terhadap kondisi sektor jasa keuangan di Indonesia.
"Tumbuh dan terjaganya kepercayaan masyarakat domestik dan internasional diharapkan semakin mampu merangsang investasi—termasuk arus modal (capital inflow)—ke Indonesia dan membawa dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan umum," ujar Imansyah.